Pengaruh Pengendalian Gulma Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogaea L.
Main Authors: | Jannah, Wardatul, Prof. Dr. Ir. Husni Thamrin Sebayang,, MS |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192464/1/wardatul%20jannah.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192464/ |
Daftar Isi:
- Kacang merupakan salah satu komoditas pertanian yang banyak ditemui hampir di seluruh belahan dunia. Ditinjau dari nilai gizinya, komoditas ini merupakan sumber karbohidrat dan protein yang relatif murah dan aman bagi kesehatan. Berdasarkan data yang dikeluarkan Kementrian Pertanian Tahun 2018, Produksi kacang tanah nasional mencapai 512. 198 ton. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 3,38 % dari tahun sebelumnya namun belum dapat melampaui produksi tertinggi pada tahun 2014 yang mencapai angka 638.896 ton. Hal disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah penerapan teknologi yang kurang maksimal, pengadaan benih bermutu yang masih rendah dan penggunaan pupuk hayati, organik yang masih rendah dan kehadiran Organisme Pengganggu Tanaman (OPT). Pertumbuhan kacang tanah sangat rentan terhadap persaingan dengan gulma. Gulma yang tidak terkontrol dapat mengurangi hasil kacang tanah hingga mencapai 70% terutama pada musim hujan. Produksi kacang tanah dapat mengalami peningkatan jika pengendalian gulma secara rutin. Banyak metode yang dapat dilakukan dalam pengendalian gulma pada kacang tanah. Pengendalian gulma dapat dilakukan secra mekanis, kimiawi, hayati, kultur teknis dan terpadu. Praktek pengendalian gulma seringkali memerlukan biaya yang besar. Agar pengendalian gulma dapat berhasil dengan baik maka perlu adanya identifikasi terhadap periode kritis gulma sehingga pengendalian dapat berjalan tepat dan efisien. Tujuan penelitian ini ialah untuk mempelajari dan mendapatkan perlakuan pengendalian gulma yang tepat pada pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.). Hipotesis penelitian adalah pengendalian gulma menggunakan herbisida berbahan aktif oksiflourfen merupakan cara paling efektif dan efisien untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) Penelitian dilakukan pada bulan Juni-September 2020, bertempat di desa bertempat di desa Randuagung, Kecamatan Sumberjambe, Kabupaten Jember. Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain, sprayer, oven, cangkul, meteran, gembor, ember plastik, penggaris, timbangan digital, kamera dan alat tulis. Bahan yang digunakan dalam penelitian ialah benih kacang tanah varietas Kancil tipe tegak, herbisida dengan bahan aktif oksifluorfen 240 g ha-1, mulsa plastik hitam perak, mulsa jerami padi, pupuk urea, SP-36 dan KCl, papan label. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 ulangan. Pengamatan dilakukan dengan tiga macam, yaitu pengamatan gulma, pertumbuhan, dan panen. Data hasil pengamatan selanjutnya analisis dengan menggunakan analisis ragam ANOVA (uji F) pada taraf 5% untuk mengetahui nyata atau tidaknya pengaruh antar perlakuan. Jika terdapat pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan bebas gulma (P1), penyiangan 14, 28 dan 42 HST (P2), aplikasi herbisida oksifluorfen dengan dosis 240 g ha-1 + penyiangan 42 HST (P3), mulsa plastik + penyiangan 42 HST (P4) dan mulsa jerami padi + penyiangan 42 HST mampu menurunkan populasi dan bobot kering ii gulma. Perlakuan pengendalian gulma menunjukkan pengaruh pada parameter tinggi tanaman pada umur pengamatan 52, 62 dan 72 HST, jumlah daun pada umur pengamatan 52 dan 62. Perlakuan tanpa pengendalian gulma memiliki hasil lebih rendah dalam peningkatan jumlah polong (polong/tanaman) dan bobot 100 biji (g) dibandingan perlakuan (P1, P2, P3, P4 dan P5). Pada komponen pertumbuhan bobot kering tanaman perlakuan P1 (bebas gulma) nyata lebih berat dibandingkan perlakuan lainnya, sedangkan pada komponen hasil jumlah biji/ tanaman perlakuan P0 (tanpa pengendalian) lebih rendah dibandingkan perlakuan P1 (bebas gulma), P3 (aplikasi herbisida oksifluorfen dengan dosis 240 g ha-1 + penyiangan 42 HST) dan P4 (mulsa plastik hitam perak + penyiangan 42 HST) namun tidak berbeda dengan P2 (penyiangan pada 14, 28, dan 42 HST) dan P5 (mulsa jerami padi + penyiangan 42 HST). Gulma yang mendominasi di lahan pertanaman kacang tanah ialah gulma teki (Cyperus rotundus) dan bandotan (Ageratum conyzoides). Perlakuan pengendalian gulma berpengaruh nyata pada pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah. Metode pengendalian gulma dengan perlakuan aplikasi herbisida oksiflourfen 240 g ha-1 + penyiangan 42 HST merupakan perlakuan pengendalian gulma yang paling efektif dan efisien terbukti dengan nilai indeks gulma terendah yaitu sebesar 3,16 % dan hasil panen sebesar 1,85 ton/ha