Pemberdayaan Kelompok Tani Lidah Buaya Di Desa Kapi, Kecamatan Kunjang Kabupaten Kediri Melalui Pengolahan Limbah Lidah Buaya Varietas Chinensis Sebagai Perwujudan Pertanian Berlanjut
Main Authors: | Azimah, Ulfatul, Prof. Dr. Ir. Djoko Koestiono,, M.S, Dr. Ir. Agustina Shinta Hw,, M.P |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192463/1/Ulfatul%20Azimah.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192463/ |
Daftar Isi:
- Perusahaan manufaktur melakukan kerjasama berpola inti plasma dengan petani mitra lidah buaya di Dusun Tanjangsari, Desa Kapi. Kerjasama yang dijalankan kedua pihak sama-sama memiliki permasalahan. Petani mitra berada pada taraf ekonomi yang rendah dan hanya mengandalkan penjualan dari komoditas utama mereka yaitu padi, secara kualitas padi yang dihasilkan belum lebih baik dari kompetitor. Selain itu petani juga menghadapi dilema karena lidah buaya yang mereka budidayakan kadang tidak dapat terserap oleh perusahaan karena kualitas yang tidak sesuai dengan standar, kemudian permintaan produk olahan lidah buaya yang menurun akan membuat banyak lidah buaya tidak terpanen dan mengakibatkan excess supply. Disisi lain perusahaan memiliki masalah terkait limbah lidah buaya dan perusahaan juga mengalami dilema karena kemitraan yang mereka jalankan tidak selalu sesuai dengan harapan. Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan dari pemberdayaan ini adalah untuk membantu menyelesaikan permsalahan yang dihadapi oleh perusahaan dan petani mitra, melalui pelatihan pengolahan limbah lidah buaya menjadi empat produk olahan dimana dua produk diantaranya menunjang penerapan pertanian berkelanjutan dan dua lainnya dapat dijadikan sebagai produk UMKM yang dalam jangka panjang dapat memperbaiki perekonomian kelompok tani. Pemilihan output berupa pupuk organik cair, pestisida organik, minyak lidah buaya dan permen jelly ini didasari dari kondisi wilayah dan kebutuhan pasar, Desa Kapi yang terletak di Kecamatan Kunjang menurut Pemerintah Kabupaten Kediri (2021) wilayah ini memiliki jenis tanah regosol berwarna coklat keabuan. Menurut Nendissa (2008) jenis tanah regosol memiliki produktivitas yang rendah, karenanya penambahan pupuk sangat diperlukan dalam kegiatan budidaya, dan faktanya seluruh petani melakukan pengaplikasian pupuk organik dan pupuk ii kimiawi dalam kegiatan usahatani mereka sehingga permintaan untuk pupuk akan selalu ada karena sudah menjadi kebutuhan utama petani di kecamatan tersebut. Pemberdayaan ini dilakukan dengan metode PRA (Participatory rural appraisal) melalui kegiatan pelatihan dan pendamping kepada kelompok tani lidah buaya. Target pemberdayaan ini adalah kelompok tani lidah buaya di Dusun Tanjangsari yang terdiri dari 20 orang anggota dengan rata-rata pendidikan terakhir setingkat sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama/ sederajat dan berada di rentang umur 27-59 tahun dan termasuk dalam kategori kelompok early majority. Mereka adalah orang-orang yang sensitif terhadap pengorbanan dan membenci risiko, untuk itu mereka mencari sesuatu yang sederhana, terjamin, dan memilih cara yang lebih baik atas apa yang telah mereka lakukan. Untuk menarik simpati golongan dalam kategori ini dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti menawarkan kompetisi atau sampel secara gratis untuk stimulus, menggunakan advertiser dan media yang memiliki kredibilitas, dipercaya, dan yang akrab dengan golongan ini, menurunkan biaya dan memberikan jaminan, mendesain ulang untuk memaksimalkan penggunaan dan membuatnya menjadi lebih sederhana, menyederhanakan formulir aplikasi dan atau instruksi, dan menyediakan customer service and support yang professional. Melalui pelatihan yang telah dilakukan para peserta memperoleh peningkatan dari aspek kognitif dan afektif sebesar 65% dan peningkatan psikomotorik sebesar 45%. Secara kognitif mereka dapat mengetahui cara mengolah limbah lidah buaya melalui penjelasan yang diberikan, modul pelatihan, hingga video pembuatan. Secara afektif, peserta memiliki kepekaan terhadap lingkungan khususnya terkait pelaksaan pertanian dengan memperhatikan aspek ekologis dan kepedulian terhadap limbah. Kemudian pada aspek psikomotorik peserta pelatihan dapat mengikuti dan menerapkan setiap langkah-langkah pembuatan yang ada dalam video maupun modul dengan baik, tidak hanya itu dalam penerapannya mereka sudah mampu mengkreasikan produk yang mereka peroleh dari hasil pelatihan, para peserta berkreasi menggunakan rasa, warna, memasukkan bahan lain, hingga membentuknya menjadi bentuk lain. Pemberdayaan ini juga dikatakan berkelanjutan karena melalui media pembelajaran yang penulis rancang seperti modul, video pembuatan produk, dan iii review produk membuat kelompok tani sebagai target pemberdayaan dalam pelatihan ini tertarik untuk mempraktikkannya secara mandiri, kemudian bahan baku yang digunakan tersedia dilingkungan sekitar mereka, dan produk-produk olahan limbah pada pelatihan juga merupakan komponen yang kelompok tani butuhkan dalam melakukan usaha tani. Investasi sumberdaya manusia bersifat jangka panjang. Investasi dalam bentuk pemberdayaan bukanlah hal yang mudah apalagi bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. Harapannya melalui publikasi dan informasi kegiatan ini dapat membuat banyak pihak tertarik untuk melanjutkan pemberdayaan ini, sehingga cita-cita penulis untuk dapat membentuk UMKM di Desa Kapi dapat tercapai dengan baik melalui kolaborasi dan elaborasi dengan pihak pemerintah maupun non pemerintah. Kemudian untuk dapat menjadi produk komersil, pupuk organik Aloe vera perlu untuk diteliti lebih lanjut apakah kandungan N, P, dan K- nya sesuai dengan aturan pemerintah dan penelitian lebih lanjut juga diperlukan untuk ketiga produk lainnya baik itu pengembangan produk dengan memperbaiki komposisinya, penggunaan teknologi yang tepat guna dsb sehingga ketika dipasarkan produk-produk tersebut memang layak dan terjamin dari segi kualitasnya