Efek Pemberian Selective Inhibitor Lp-Pla2 (Darapladib) Terhadap Kadar Ldl Teroksidasi Di Serum Dan Jaringan Aorta Serta Jumlah Sel Busa Tikus Model Dislipidemia

Main Author: Adam, Aditya Angela
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192445/1/ADITYA%20ANGELA%20ADAM.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192445/
Daftar Isi:
  • Dislipidemia merupakan faktor resiko independen dari berbagai penyakit degeneratif terkait aterosklerosis Menumpuknya LDL teroksidasi memicu proses inflamasi kronis melalui produksi sitokin dan aktivasi sel-sel proinflamasi, salah satunya adalah makrofag. Makrofag akan memfagosit LDL teroksidasi dan membentuk sel busa. Sel busa yang menumpuk lama- kelamaan akan membentuk plak aterosklerosis. Lp-PLA2 pada aterosklerosis berperan dalam menghidrolisis LDL teroksidasi dan menginduksi terjadinya inflamasi. Pentingnya peran Lp- PLA2 dalam perkembangan lesi aterosklerosis menyebabkan banyak peneliti tergerak membuat obat selective inhibitor enzim ini, dikenal dengan nama dagang Darapladib. Namun, pada uji klinis fase 3 selective inhibitor Lp-PLA2 (Darapladib) terbukti tidak berbeda signifikan dengan placebo. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai peran Lp-PLA2 dalam aterosklerosis dan efek selective inhibitor enzim ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efek pemberian selective inhibitor Lp-PLA2 (Darapladib) terhadap kadar LDL teroksidasi pada serum dan jaringan aorta, serta sel busa pada aorta tikus model dislipidemia, dengan variasi waktu 8 minggu dan 16 minggu Penelitian ini merupakan true-experimental post-test only control group menggunakan 24 ekor tikus Sprague dawley. Tikus dibagi menjadi 6 kelompok, yaitu diet normal 8 minggu, diet tinggi lemak 8 minggu, diet tinggi lemak dan selective inhibitor Lp-PLA2 (Darapladib) selama 8 minggu, diet normal 16 minggu, diet tinggi lemak 16 minggu, dan diet tinggi lemak dan selective inhibitor Lp-PLA2 (Darapladib) selama 16 minggu. Setelah waktu yang ditentukan tikus dibedah dan diambil sampel darah dan jaringan aorta. Sampel darah dipakai untuk mengukur profil lipid menggunakan metode kolorimetrik dan LDL teroksidasi menggunakan metode ELISA, sedangkan jaringan aorta digunakan untuk mengukur ekspresi Lp-PLA2 menggunakan metode immunofluorescence, LDL teroksidasi menggunakan metode ELISA, dan jumlah sel busa menggunakan pewarnaan Oil Red O. Hasil pengukuran kemudian dikumpulkan dan dianalisis menggunakan SPSS versi 21. Selective inhibitor Lp-PLA2 (Darapladib) terbukti mampu menormalkan profil lipid tikus yang diberikan diet tinggi lemak. Ekspresi Lp-PLA2 pada kelompok yang diberikan selective inhibitor Lp-PLA2 (Darapladib) dan diet tinggi lemak selama 8 minggu mempunyai perbedaan yang signifikan dengan kelompok yang diberikan diet tinggi lemak saja (p 0.005). Namun pada kelompok 16 minggu, tidak didapatkan perbedaan yang signifikan antara kelompok tikus yang diberikan selective inhibitor Lp-PLA2 (Darapladib) dan yang diberikan diet tinggi lemak saja. Pada kedua variasi waktu, kelompok yang diberikan selective inhibitor Lp-PLA2 (Darapladib) secara signifikan mempunyai kadar LDL teroksidasi di serum dan jaringan serta jumlah sel busa yang lebih rendah dibandingkan kelompok yang tidak diberikan terapi (p ≤ 0.007). berdasarkan analisis Pearson, semua parameter pada variasi waktu 8 minggu mempunyai korelasi yang kuat dan signifikan (p < 0,05 dan r > 0,5). Pada variasi waktu 16 minggu Lp-PLA2 ditemukan tidak mempunyai korelasi yang signifikan dengan parameter lainnya. Namun parameter lainnya yaitu LDL teroksidasi di serum dan jaringan serta sel busa mempunyai hubungan yang kuat dan signifikan (p < 0,00 dan r > 0,07). Penelitian ini menyimpulkan bahwa selective inhibitor Lp-PLA2 (Darapladib) mampu menghambat proses aterogenesis melalui penurunan kadar LDL teroksidasi di serum dan jaringan, serta menurunkan jumlah sel busa, dengan efek yang lebih baik pada fase awal aterosklerosis.