4. Pengaruh Penggunaan Pupuk Lepas Lambat Hidroksiapatit Berbasis Cangkang Rajungan Pada Pertumbuhan Vegetatif Dan Generatif Tanaman Tomat (Solanum lycopersicum)
Main Authors: | Rafianto, Vibi, Dr. Yusuf Wibisono,, STP, M.Sc., Dr. Ir. Gunomo Djojowasito,, MS |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192422/1/0420100001-Vibi%20Rafianto.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192422/ |
Daftar Isi:
- Berdasarkan data yang didapatkan dari Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI), dimana konsumsi pupuk urea pada Januari hingga Desember 2019 tumbuh menjadi 5,425 juta ton, sedangkan konsumsi pupuk ZA menjadi 1,017 juta ton. Umumnya pupuk yang digunakan pada tanaman yang memiliki kelarutan tinggi. Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan Slow Relase Fertilizer (SRF) yang mampu melepaskan unsur anorganik secara perlahan. Sejauh ini penelitian terkait pupuk lepas lambat banyak menggunakan urea sebagai campurannya dan belum ditemukan penelitian terkait penggunaan pupuk ZA pada pupuk lepas lambat dan pengaruhnya terhadap nilai pH tanah. Sehingga pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan release nitrogen pada pupuk tunggal dan pupuk dengan campuran hidroksiapatit dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman tomat serta ph Tanah. Pada penelitian ini SRF dibuat dengan cara enkapsulasi hidroksiapatit dengan pupuk tunggal dan dikeringkan menggunakan oven pada suhu 50°C selama 24 jam. Campuran hidroksiapatit yang digunakan berasal dari limbah cangkang rajungan yang disintesis dengan metode pengendapan basah dengan proses sonikasi dan suhu kalsinasi 600°C. Pengujian release nitrogen dilakukan setiap 5 menit selama 1 jam dengan metode perkolasi, selanjutnya perkolat diuji kandungan nitrogen total dengan metode Kjeldahl. Pupuk diaplikasikan untuk melihat pengaruhnya pada pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman tomat serta pH tanah dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 3 pengulangan. Dilakukan dengan perlakuan tanpa pupuk sebagai kontrol, pupuk ZA, pupuk ZA-HAp, pupuk Urea, dan pupuk Urea-HAp. Parameter yang diamati yaitu tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun, jumlah buah, dan berat buah/tanaman yang diukur setiap 10 hari selama 80 hari untuk pertumbuhan vegetatif sedangkan pertumbuhan generatif diamati pada hari ke 80.Berdasarkan hasil penelitian didapatkan pupuk lepas lambat dengan campuran hidroksiapatit mampu melepaskan nitrogen lebih lambat. Pada ZA-HAp melepaskan Nitrogen 4,45% atau 3x lebih lambat dari ZA yang melepaskan 13,51%. Pada Urea-HAp melepaskan nitrogen sebanyak 3,96% atau 4,5x lebih lambat dari Urea yang melepaskan nitrogen sebanyak 18,66% dalam satu jam. Kinetika release terbaik didapat dengan model Korsmeyer-Peppas dimana pupuk ZA dengan nilai R2 sebesar 0,9861 menunjukan bahwa 98% log pelepasan nitrogen kumulatif dipengaruhi oleh fungsi log waktu, kemudian pada ZA-HAp nilai yang didapat adalah 0,979 atau mendekati 98%, pada Urea dengan nilai 0,9869 atau sekitar 98%, dan pada Urea-HAp sebesar 0.9723 atau 97%. Sehingga pada kinetika pelepasan nitrogen menggunakan model Korsmeyer-Peppas hanya menyisakan sekitar 3% variabel lain yang tidak dapat dijelaskan pengaruhnya terhadap pelepasan nitrogen pada pupuk. Selanjutnya pada pengamatan pertumbuhan vegetatif dengan parameter tinggi tanaman, penggunaan pupuk ZA- HAp memberikan hasil terbaik dengan tinggi rata – rata 102,1 cm, kemudian Urea- HAp 101,17 cm, ZA 90,23 cm, Urea 88,83 cm, dan perlakuan kontrol 69,17 cm. Pada parameter diameter batang didapatkan rata – rata pengukuran ZA-HAp 7 mm, Urea-HAp 6,6 mm, ZA 5,8 mm, Urea 5,7 mm, dan perlakuan kontrol 4,9 mm. Pada parameter jumlah daun didapatkan jumlah rata – rata pada ZA-HAp 82 Helai, Urea-HAp 78 Helai, ZA 71 Helai, Urea 70 Helai, dan kontrol 49 Helai. Sedangkan pada pengamatan pertumbuhan generatif untuk jumlah buah didapatkan dengan penggunaan pupuk ZA-HAp 4 buah, Urea-HAp 4 buah, Urea 3 Buah, ZA 2 buah, kontrol 1 buah. Pada pengamatan berat buah/tanaman didapatkan ZA-HAp 63,5 gram, Urea-HAp 59,3 gram, ZA 16,3 gram, Urea 14,7 gram, dan kontrol 3,6 gram. Sehingga dari penggunaan pupuk lepas lambat dengan campuran hidroksiapatit dari cangkang rajungan memberikan hasil yang lebih baik