Pemanfaatan Pupuk Organik Padat Dari Limbah Cumi-Cumi Dan Burung Puyuh Terhadap Morfologi Polen Sawi Sebagai Pakan Lebah

Main Authors: Pratama, Medito, Prof. Dr. Ir. Mochammad Junus, MS
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192414/1/Medito%20Pratama.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192414/
Daftar Isi:
  • Tanaman sawi merupakan tanaman yang bisa tumbuh pada berbagai musim, seperti musim penghujan dan kemarau. Pertumbuhan dari tanaman sawi sangat dipengaruhi oleh mineral dan unsur hara yang ada didalam tanah atau media tanam tanaman sawi. Pemanfaatan limbah puyuh dan limbah cumi-cumi sebagai pupuk organik padat sangat dianjurkan, karena kandungan mineral didalamnya. Kebutuhan mineral yang tercukupi akan membuat pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi terjaga, sehingga membuat tanaman sawi bisa berbunga dan menghasilkan polen yang dibutuhkan lebah untuk pertumbuhan koloninya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan pupuk organik padat limbah puyuh dan limbah cumi-cumi terhadap morfologi polen tanaman sawi sebagai pakan lebah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat diperoleh bentuk, ukuran diameter polar dan equator pada polen tanaman sawi yang baik untuk pakan lebah. Materi penelitian yang digunakan adalah 24 tanaman sawi hijau yang ditumbuh kembangkan dari biji sampai berbunga sehingga menghasilkan polen tanaman yang akan diamati untuk pakan lebah. Media tanam sawi dibedakan menjadi dua, yaitu dengan media pottray dan polybag. Pemanfaatan dua media tersebut dimaksudkan untuk memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangan dari tanaman sawi hijau. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 4 kali ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah variasi perbandingan persentase limbah puyuh dan limbah cumi-cumi yaitu: P0: control atau tanpa perlakuan yaitu 100% tanah; P1: 100% pupuk padat dari limbah puyuh, P2: 75% pupuk organik padat dari limbah puyuh + 25% pupuk organik padat dari limbah cumi-cumi; P3: 50% pupuk organik padat dari limbah puyuh + 50% pupuk organik padat dari limbah cumi-cumi; P4: 25% pupuk organik padat dari limbah puyuh + 75% pupuk organik padat dari limbah cumi-cumi; P5: 100% pupuk organik padat dari limbah cumi-cumi. Parameter utama yang diamati dari penelitian ini adalah bentuk polen, diameter polar dan diameter equator polen tanaman sawi hijau. Parameter pendukung yang diamati adalah pertumbuhan tanaman sawi hijau dari tinggi tanaman, jumlah daun dan perbungaan tanaman sawi hijau. Data dianalaisis menggunakan Analysis of Variance (ANOVA), dan apabila terdapat perbedaan maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Nyata Berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi perbandingan pemberian media tanam berupa pupuk organik padat dari limbah cumi-cumi dan limbah puyuh memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap morfologi polen tanaman sawi (bentuk polen, diameter polar dan diameter equator). Bentuk rata-rata dari polen tanaman sawi hijau adalah sebanyak 111 polen berbentuk oval dan 9 polen berbentuk bulat. Ukuran diameter polen sebelum pemberian pupuk organik padat dari limbah puyuh dan cumi-cumi yaitu ukuran diameter polar (48.50 ± 2.13a) dan ukuran diameter equator (40.17 ± 0.84a). Hasil analisis ragam terhadap ukuran diameter polar tanaman sawi hijau menujukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) yaitu P0 (48.50 ± 2.13a), P1 (49.17 ± 2.33a), P2 (50.67 ± 2.11a), P3 (57.33 ± 1.89b), P4 (53.33 ± 1.39a) dan P5 (50.83 ± 0.64a). Hasil analisis ragam terhadap ukuran diameter equator tanaman sawi hijau menujukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) yaitu P0 (40.17 ± 0.84a), P1 (41.67 ± 3.98ab), P2 (44.33 ± 1.28b), P3 (48.33 ± 1.39b), P4 (46.00 ± 1.22b) dan P5 (45.17 ± 0.64b). Penurunan ukuran diameter polar dan diameter equator pada perlakuan P2 dan P1 dalam penelitian ini dikarenakan kurang mendukungnya kualitas tanah pada perlakuan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi hijau. Karakteristik dari P2 dan P1 adalah tanah keras dan tingkat aerasi dan draenasi yang kurang dibandingkan dengan perlakuan P5, P4 dan P3, sehingga media tanam mudah tergenang air. Perlakuan P3, P4 dan P5 memilik karakteristik tanah yang ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman sawi hijau yang ditandai dengan tanah yang gembur, tingkat draenasi dan aerasi tanah yang bagus, pH tanah antara 6-7, mineral dalam tanah yang tercukupi untuk tumbuh dan kembang tanaman sawi hijau.