Komposisi Senyawa Bioaktif Multikomponen dari Minyak Sawit Kasar dan Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (DALMS) serta Fraksi Tidak Tersabunkan dari berbagai Industri Pemurnian Minyak Sawit
Main Authors: | Hapsari, Indri, Prof. Dr. Teti Estiasih,, STP, MP, Dr. Siti Narsito Wulan,, STP, MP, M.Sc |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192391/1/0421100003-Indri%20Hapsari.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192391/ |
Daftar Isi:
- Minyak sawit kasar (Crude Palm Oil/CPO) merupakan minyak nabati yang dihasilkan dari ekstraksi mekanis mesokarp kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq.). Pengolahan secara fisik (physical refining) CPO menghasilkan produk samping berupa Distilat Asam Lemak Minyak Sawit (DALMS). CPO dan DALMS merupakan sumber senyawa bioaktif, seperti tokotrienol, tokoferol, karotenoid, fitosterol, skualen dan koenzim Q10 yang bermanfaat bagi kesehatan. Kadar senyawa bioaktif pada CPO dipengaruhi oleh varietas kelapa sawit, tingkat kematangan buah, dan jarak antara tempat pengolahan kelapa sawit dengan industri pemurnian minyak sawit yang berpengaruh terhadap stabilitas senyawa bioaktif. Tiap industri pengolahan diduga menggunakan proses pengolahan yang berbeda, yang berakibat pada perbedaan akumulasi senyawa bioaktif pada DALMS. Industri pemurnian minyak sawit di Indonesia belum memanfaatkan CPO dan DALMS sebagai sumber senyawa bioaktif. Senyawa bioaktif multikomponen tersebut terdapat pada fraksi tidak tersabunkan (FTT), sehingga untuk mendapatkannya harus dipisahkan dari fraksi tersabunkan melalui proses saponifikasi. Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu karakterisasi kimia dan senyawa bioaktif pada CPO dan DALMS yang berasal dari sembilan industri yaitu PT. Smart Tbk-Surabaya, PT. Wilmar Nabati Indonesia-Gresik, PT.Salim Ivomas-Surabaya, PT. Tunas Baru Lampung Tbk-Sidoarjo, PT. Musim Mas Medan, Mikie Oleo Nabati Industri-Jawa Barat, Darmex Oil & Fats-Jawa Barat, PT Salim Ivomas Pratama- Jakarta, dan PT. Damai Sentosa Cooking Oil-Surabaya. Tahap kedua adalah saponifikasi CPO dan DALMS sehingga diperoleh FTT dari masing-masing CPO dan DALMS, dilanjutkan dengan karakterisasi kimia dan senyawa bioaktif pada FTT. Data penelitian meliputi kadar asam lemak bebas, tingkat oksidasi (meliputi bilangan peroksida, bilangan anisidin, dan bilangan total oksidasi), komposisi senyawa bioaktif karoten (meliputi α dan β-karoten), vitamin E (meliputi α tokoferol dan α,γ,δ-tokotrienol), fitosterol (meliputi stigmasterol, campesterol, dan β sitosterol), skualen dan koenzim Q10 dari CPO dan DALMS serta FTT masing- masing, data komposisi asam lemak pada CPO dan DALMS serta rendemen FTT. Analisa statistik menggunakan Minitab 17, uji ANOVA (p<0,05) dilanjutkan dengan uji Tukey (p<0,05). Hasil penelitian menunjukkan kadar asam lemak bebas dan tingkat oksidasi pada CPO lebih rendah dari pada DALMS. Setelah dilakukan saponifikasi, terjadi penurunan kadar asam lemak bebas dan tingkat oksidasi pada sampel FTT CPO dan FTT DALMS. Uji lanjut statistik menunjukkan bahwa sampel dengan kadar asam lemak bebas dan bilangan peroksida terendah adalah FTT CPO, sedangkan bilangan anisidin dan bilangan total oksidasi terendah pada FTT CPO dan FTT DALMS berbeda tidak signifikan. Analisa komponen bioaktif menunjukkan CPO memiliki kadar karoten (α dan β-karoten) dan koenzim Q10 lebih tinggi, sedangkan DALMS memiliki kadar vitamin E (α tokoferol dan α,γ,δ-tokotrienol), fitosterol(stigmasterol, campesterol, dan β sitosterol), dan skualen lebih tinggi dari pada CPO. Setelah dilakukan saponifikasi, terjadi peningkatan semua senyawa bioaktif (karoten, koenzim Q10, skualen, vitamin E, dan fitosterol) pada FTT CPO. Pada FTT DALMS peningkatan terjadi pada kadar karoten, vitamin E, skualen dan fitosterol tetapi terjadi penurunan kadar koenzim Q10. Uji lanjut statistik menunjukkan sumber senyawa bioaktif karoten dan koenzim Q10 tertinggi adalah FTT CPO, sedangkan sumber senyawa bioaktif vitamin E, skualen, dan fitosterol tertinggi adalah FTT DALMS. Komposisi asam lemak asam linoleat pada DALMS lebih rendah dari pada CPO Berdasarkan uji lanjut statistik, industri yang memiliki FTT CPO dengan kadar asam lemak bebas dan tingkat oksidasi terendah terdapat pada PT. Smart tbk Surabaya (asam lemak bebas 2,76%, bilangan peroksida 1,00 mEqO2/kg, bilangan anisidin 1,95 dan bilangan total oksidasi 3,95). Sedangkan FTT DALMS PT. Salim Ivomas Surabaya memiliki bilangan anisidin terendah yaitu 3,47 dan PT Salim Ivomas Jakarta dengan total oksidasi terendah yaitu 7,11. Uji lanjut statistik pada komponen bioaktif menunjukkan PT. Wilmar Nabari Gresik memiliki FTT CPO dengan kadar karoten tertinggi yaitu 720,76 ppm (251,18 ppm α-karoten dan 469,59 ppm β-karoten), PT. Tunas Baru Lampung, PT. Salim Ivomas Surabaya dan Mikie Oleo Nabati Jawa Barat memiliki FTT CPO dengan kadar koenzim Q10 tertinggi yaitu berturut-turut 53,95 ppm, 53,89 ppm, dan 52,90 ppm. FTT DALMS dari PT. Salim Ivomas Surabaya memiliki kadar vitamin E, skualen dan fitosterol tertinggi yaitu 12529,60 ppm vitamin E (3540,35 ppm α-tokoferol, 4571,45 ppm α-tokotrienol, 2024,49 δ-tokotrienol, 2393,31 γ-tokotrienol), 28564,72 ppm skualen, dan 24792,77 ppm fitosterol (8408,75 ppm campesterol, 8408,75 ppm stigmaterol, 8682,75 ppm β sitosterol) sedangkan FTT DALMS PT. Tunas Baru Lampung juga memiliki kadar fitosterol tertinggi yaitu 25844,75 ppm (9792,54 ppm campesterol, 7708,77 ppm stigmasterol, 8343,43 ppm β sitosterol).