Penerapan Metode Lean Six Sigma Dalam Upaya Meminimalisasi Waste pada Proses Produksi Kain Batik Cap CV. Shokagaya

Main Authors: Amalia, Nanda Rizki, Dr.Eng. Oke Oktavianty, S.Si,M.T.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192389/1/NANDA%20RIZKI%20AMALIA.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192389/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilakukan pada sebuah usaha mikro kecil menengah yang memproduksi kain batik dengan nama Batik Shokagaya. Usaha ini bertempat di Kota Malang, Jawa Timur dengan produk yang ditawarkan dari bahan baku hingga produk batik yang siap digunakan. Terdapat beberapa jenis kain batik yang diproduksi diantaranya jenis kain batik cap dan tulis dengan variasi jenis pewarnaan yang digunakan. Proses produksi Batik Shokagaya menerapkan sistem produksi make to stock dan make to order sesuai dengan permintaan konsumen. Dimana ketepatan waktu dalam memenuhi permintaan merupakan faktor utama yang diperhatikan agar tidak mengalami keterlambatan. Selama proses produksi mengalami adanya pemborosan hingga produk defect yang tertinggi pada jenis kain batik cap dengan presentase yang melebihi batas toleransi sebesar 9.5%. Adanya pemborosan berupa transportation, inventory, waiting yang menyebabkan penumpukan produk WIP pada lantai produksi. Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan, dilakukan penelitian untuk mengidentifikasi waste yang muncul selama proses produksi dan memberikan efek kegagalan yang besar pada proses produksi serta akar penyebab adanya waste untuk menentukan rekomendasi agar dapat mengurangi dan memperbaiki sistem produksi kain batik khususnya jenis cap. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Lean Six Sigma yang mengadopsi konsep DMAIC( Define, Measure, Analyze, Inmprove, Control) dan Failure Mode and Effects Analysis (FMEA) untuk menentukan waste yang memiliki efek atau tingkat kegagalan dengan menghitung RPN (Risk Priority Number) berdasarkan kriteria penilaian severity, occurance dan detection. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui adanya aktivitas yang dapat menyebabkan waste karena tidak memberikan nilai tambah pada produk tergolong dalam kategori aktivitas necessary non value added sebesar 23.52% dan non value added activity sebesar 30.88%. Dengan waste yang menjadi prioritas karena memiliki tingkat kegagalan yang tinggi yaitu terjadi pada proses pewarnaan berupa waste waiting dan inventory serta adanya produk defect dari hasil pewarnaan dan waterglass yang menyebabkan warna dapat luntur. Dengan faktor penyebab yang menjadi focus utama permasalahan adalah tidak adanya SOP produksi khususnya pada proses pewarnaan, kurangnya pengetahuan owner terkait penjadwalan produksi serta kurangnya fasilitas atau tempat untuk menjemur. Sehingga diberikan rekomendasi untuk mengefisiensi proses pewarnaan, penjadwalan produksi serta pembagian jobdesc pekerja serta penggunaan alat bantu pengukuran kekentalan cairan. Dari hasil perbaikan dengan upaya untuk meminimalkan adanya waste pada produksi kain batik cap Shokagaya mendapatkan peningkatan nilai process cycle efficiency sebesar 14%