Model Pengembangan Integrasi Hulu – Hilir Agroindustri Kopi dengan Pendekatan Analisis dan Mitigasi Risiko

Main Authors: Choirun, Annisa'u, Dr. Retno Astuti,, STP, MT, Prof. Dr. Ir. Imam Santoso,, MS
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192355/1/0420100004-Annisa%27u%20Choirun.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192355/
Daftar Isi:
  • Kopi (Coffea sp.) merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan subsektor perkebunan yang memegang peranan penting dalam perdagangan dan perekonomian negara. Agroindustri kopi terus tumbuh dengan peningkatan konsumsi kopi nasional. Kenaikan tingkat konsumsi tidak diimbangi dengan pertumbuhan produksi yang cenderung stagnan bahkan negatif. Kualitas yang rendah, kelembagaan rantai pasok lemah, dan disinformasi permintaan antar pelaku menjadi masalah dalam rantai pasok agroindustri kopi. Permasalahan tersebut perlu diidentifikasi dalam aliran rantai pasok agroindustri kopi. Analisis risiko menjadi salah satu pendekatan untuk mengidentifikasi, menilai, dan menentukan langkah-langkah strategis untuk memperbaiki permasalahan yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen rantai pasok kopi, mengidentifikasi kejadian dan sumber risiko rantai pasok kopi, dan menentukan upaya mitigasi risiko rantai pasok di Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang. Penelitian dilakukan di Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang yang merupakan sentra produksi kopi robusta yang terkenal di Jawa Timur. Kopi robusta yang dihasilkan telah diakui di tingkat nasional dan internasional sehingga memiliki prospek pengembangan di masa yang akan datang. Identifikasi dan mitigasi risiko hulu hingga hilir diperlukan untuk mencapai tujuan rantai pasok agroindustri kopi. Identifikasi risiko rantai pasok dilakukan dengan menggunakan Fuzzy Failure Mode and Effect Analysis (FFMEA). Penentuan prioritas strategi mitigasi risiko kemudian dilakukan menggunakan Fuzzy Analytical Network Process (FANP). Kedua metode tersebut menggunakan responden pakar yang terdiri dari 6 petani, 6 pengepul besar dan 6 pakar yang berkecimpung dalam bidang roastery. Pengambilan sampel responden pakar dilakukan dengan teknik purposive sampling secara sengaja sesuai dengan persyaratan yang diperlukan peneliti. Hasil identifikasi risiko rantai pasok agroindustri kopi pada masing-masing stakeholder di Kecamatan Dampit memberikan nilai yang berbeda. Risiko pasar menjadi risiko tertinggi di level petani (5,205) dan level pengepul besar (5,555) serta risiko tertinggi di level roastery berkaitan dengan risiko produksi (5,518). Sedangkan di Kecamatan Pasrujambe, risiko tertinggi yang dihadapi oleh petani adalah risiko budidaya (5,471), risiko tertinggi di level pengepul besar adalah risiko produksi (5,375), dan risiko tertinggi di level roastery adalah risiko SDM (5,641). Kemudian strategi mitigasi risiko rantai pasok agroindustri kopi disusun berdasar risiko yang dihadapi oleh masing-masing level tersebut. Strategi mitigasi risiko rantai pasok agroindustri kopi prioritas di level petani yaitu melakukan peningkatan kualitas produk (0,156). Peningkatan kualitas produk memiliki implikasi terhadap nilai jual produk kopi. Di level pengepul besar dan roastery memiliki strategi mitigasi prioritas yang sama yaitu dengan mengoptimalkan pemasaran produk baik secara online maupun offline.