Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kopi Arabika (Coffea Arabica L) Di Desa Siborongborong Ii, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara

Main Authors: Hutasoit, Nisa, Dr. Fahriyah,, SP., M.Si., Condro Puspo Nugroho ,, SP., MP.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192345/1/Nisa%20Hutasoit.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192345/
Daftar Isi:
  • Desa Siborongborong II merupakan desa penghasil kopi terbesar di Kecamatan Siborongborong, terdapat beberapa produsen yang membutuhkan kopi dari daerah tersebut. Saat ini petani lebih fokus dalam perawatan tanaman lain dikarenakan sekarang keuntungan dari kopi cenderung menurun dan juga tidak adanya kepastian harga. Berdasarkan fenomena tersebut maka perlu dilakukan penelitian untuk melihat kelayakan finansial usahatani kopi arabika di Desa Siborongborong II. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah (1) Untuk menganalisis tingkat biaya, penerimaan, dan pendapatan kopi arabika (2) Untuk menganalisis tingkat kelayakan usahatani kopi arabika dan (3) Untuk menganalisis tingkat sensitivitas usahatani kopi arabika di Desa Siborongborong II. Responden penelitian ditentukan dengan teknik probability sampling yaitu stratified random sampling. Pengambilan jumlah sampel adalah dengan menggunakan rumus slovin sehingga didapatkan hasil sebanyak 80 petani. Teknik analisis data yang digunakan yaitu menggunakan analisis usahatani yang meliputi analisis biaya, penerimaan dan pendapatan, analisis kelayakan finansial usahatani yang meliputi Net Present Value (NPV), Net Benefit- Cost Ratio (B/C Ratio), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PP), dan analisis sensitivitas. Berdasarkan hasil analisis biaya, penerimaan dan pendapatan diketahui bahwa usahatani kopi arabika di Desa Siborongborong II layak untuk dikembangkan karena memberikan tingkat pendapatan dengan total rata-rata pendapatan yang diterima selama usahatani yakni sebesar Rp 217.038.716/ha. Usahatani kopi arabika ini dikatakan layak karena nilai NPV yang dihasilkan bernilai positif yakni Rp102.053.001, nilai Net B/C Ratio yang diperoleh lebih dari Rp 1 yaitu senilai 2,7, nilai IRR yang didapatkan lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku yaitu sebesar 21%, dan nilai payback period menunjukkan modal yang digunakan petani arabika dalam usahatani akan kembali dalam jangka waktu 6 tahun. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usahatani kopi arabika di Desa Siborongborong II akan menjadi tidak layak jika terjadi penurunan harga jual sebesar 18% dan penurunan produksi sebesar 19% dan faktor produksi lainnya tetap dan jika terjadi kenaikan biaya input sebesar 20% dan penurunan produksi sebesar 19% dan faktor produksi lainnya tetap. Adapun saran dalam penelitian ini yaitu terkait pengelolaan faktor produksi dalam meningkatkan penerimaan yang memberikan keuntungan bagi petani.