Diversitas Morfologi dan Fitokimia serta Inisiasi Propagasi In Vitro Tanaman Obat Cabe Jawa (Piper Retrofractum Vahl.) di Pulau Madura

Main Author: Sa'diyah, Jamilatus
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192338/1/JAMILATUS%20SA%E2%80%99DIYAH.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192338/
Daftar Isi:
  • Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.) termasuk salah satu anggota famili Piperaceae yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Tanaman ini ditemui di sepanjang Pulau Madura mulai dari Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Kabupaten Sumenep. Berbagai manfaat cabe Jawa berdasarkan fitokimia yang telah dikenal di berbagai belahan dunia membuat kebutuhan akan cabe Jawa saat ini mencapai 6 juta ton/tahun, sementara Indonesia hanya memenuhi sepertiga dari kebutuhan dunia tersebut. Produksi cabe Jawa selama ini masih dilakukan dengan stek secara tradisional sedangkan budidaya secara in vitro belum banyak dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis diversitas morfologi tanaman cabe Jawa dan korelasinya dengan faktor abiotik di beberapa daerah sentra penghasilnya di Pulau Madura. Selain itu, penelitian ini dilakukan juga untuk menentukan perbedaan kadar piperin, minyak atsiri dan korelasinya dengan faktor abiotik, mengevaluasi pengaruh media tanam terhadap induksi tunas cabe jawa secara in vitro dari eksplan nodus, petiole, dan lamina. Serta menganalisis korelasi antara faktor abiotik, diversitas morfologi, kadar piperin, dan minyak atsiri tanaman cabe Jawa. Kegiatan eksplorasi lapang pada 17 daerah sentra penghasil cabe jawa, pengukuran morfomerti dan faktor abiotik, inisiasi propagasi in vitro, serta analisis fitokimia secara in vivo menggunakan G-C dan HPLC juga dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian. Data yang telah dikumpulkan dianalisis menggunakan program PAST, selain itu juga dilakukan analsisis ANOVA dan korelasi menggunakan SPSS versi 1.6. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diversitas morfologi tanaman cabe jawa di antara 17 daerah sentra penghasil di Pulau Madura mengelompok menjadi dua cluster berdasarkan karakter daun. Namun, kedua cluster tersebut tidak berkorelasi signifikan dengan faktor abiotik. Tanaman cabe jawa di antara 17 daerah sentra penghasil di Pulau Madura menghasilkan kadar piperin dan minyak atsiri bervariasi yang mengelompok menjadi dua cluster berdasarkan organ penghasil metabolit sekundernya. Hal tersebut tidak berkorelasi signifikan dengan faktor abiotik. Tingkat keberhasilan sterilisasi dan inisiasi tunas cabe jawa secara in vitro masih sangat rendah. Diantara seluruh faktor abiotik, morfologi, dan fitokimia tidak terdapat korelasi yang signifikan.