Analisis Logam Berat Tembaga (Cu) Dan Dampak Kadar Metallothionein Terhadap Kerang Hijau (Perna Viridis) Di Desa Ngemboh, Kabupaten Gresik

Main Author: FITRA, MUHAMMAD QODRI
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192320/1/MUHAMMAD%20QODRI%20FITRA.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192320/
Daftar Isi:
  • Wilayah Pesisir Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik merupakan penghasil kerang hijau (Perna viridis) yang cukup besar. Pada tahun 2013 diperoleh hasil di bulan September mencapai 240 ton. Dalam penelitian sebelumnya, kerang hijau di Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik mengandung logam berat Tembaga (Cu) yang masih di bawah baku mutu yang ditentukan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sebaran kandungan logam berat Tembaga (Cu) pada air dan kerang hijau serta menganalisa kadar metallothionein pada insang dan lambung kerang hijau. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2017 di Desa Ngemboh, Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pada pengambilan sampel air laut dilakukan sebanyak 3 kali dan pengambilan sampel kerang hijau sebanyak 50 butir disetiap titik lokasi pengambilan sampel. Pengambilan sampel dilakukan pada bulan Juli dan Agustus di minggu kedua. Kemudian dilakukan uji kandungan logam berat Cu pada sampel air laut dan kerang hijau. Hasil uji kandungan logam berat Cu pada air digunakan untuk menduga sebaran logam berat dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis. Untuk uji kadar metallothionein, kerang hijau dibedah dan diambil bagian insang dan lambung. Sehingga didapatkan hasil penelitian, kandungan logam berat Cu perairan di Desa Ngemboh, Kabupaten Gresik tertinggi sebesar 0,006 ppm, sedangkan akumulasi logam berat Cu pada kerang hijau tertinggi sebesar 0,71 ppm. Berdasarkan hasil tersebut, kadar Cu pada perairan dan kerang hijau masih dibawah ambang batas yang ditetapkan Perikanan (DKP) No: Kep 20/Men/2004, SK Ditjen POM No. 03725/B/SK/VII/1989 yaitu kadar logam berat Cu air laut sebesar 0,05 ppm dan kerang hijau sebesar 5 mg/l. Selanjutnya hasil uji metallotionein didapatkan perbandingan densitas dengan kadar Cu dalam kerang hijau yang tertinggi sebanyak 73x di organ insang dan 79x di organ lambung pada kawasan buangan sungai Ngemboh, sedangkan terendah sebanyak 20x di organ insang dan lambung pada kawasan pantai Delegan. Hasil kadar logam berat Cu dan densitas metallothionein tersebut, menunjukkan semakin tinggi logam berat Cu maka densitas metallothionein semakin tinggi, karena metallothionein dapat mengikat logam berat non esensial di dalam sel. Kadar logam berat Cu dalam kerang hijau berkorelasi kuat dengan densitas dan intensitas metallothionein (nilai R korelasi lebih dari 0,75). Sehingga semakin besar ukuran kerang hijau dan makin banyak kandungan logam berat didalam kerang hijau maka kadar metallothionein dalam kerang hijau akan semakin tinggi. Kadar logam berat dalam kerang hijau dapat diketahui dari kadar metallothionein pada lambung dan insangnya