Peran Kelompok Tani Hutan Wonosantri Sebagai Kelembagaan Pengelolaan Edukopi (Eduwisata Kopi) Di Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang
Main Authors: | Maghfiroh, Mashita Dewi, Prof. Dr. Ir. Yayuk Yuliati, MS., Fitrotul Laili, SP., MP. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192307/1/Mashita%20Dewi.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192307/ |
Daftar Isi:
- Perkebunan kopi di Indonesia didominasi perkebunan kopi milik rakyat sebesar 96,1 persen, hal ini berdampak pada banyaknya kelompok-kelompok tani hutan yang terbentuk. Kelompok tani memiliki peranan penting dalam kegiatan usaha tani terutama kopi, salah satu kelompok tani hutan (KTH) yang bergerak di bidang kopi adalah KTH Wonosantri yang berlokasi di kawasan lembah Gunung Arjuna, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Potensi kopi di Desa Toyomarto sangat tinggi dan KTH Wonosantri sebagai lembaga petani setempat berperan mengelolanya secara optimal melalui peran-peran suatu kelembagaan menjadi kegiatan inovatif dengan nama Edukopi. Penelitian ini bertujuan menganalisa peran dasar kelembagaan KTH Wonosantri dan mengetahui pelaksanaan Edukopi yang melibatkan peran KTH Wonosantri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif pada studi kasus di KTH Wonosantri, Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Penentuan informan ditetapkan melalui purposive dan snowball sampling, data diperoleh melalui observasi, wawanacara dan studi literatur, kemudian dianalisa dengan metode Miles dan Hubberman. Alur kegiatan analisis meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Uji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber dan data. Hasil penelitian menjukkan bahwa KTH Wonosantri menerapkan peran dasar kelembagaan seperti: (1) interorganizational task KTH melaksanakan pern mediasi dalam permasalahan legalitas kebun kopi dan pembentukan bagan tim Edukopi, (2) resource tasks mengelola sumberdaya manusia dan sumberdaya alam untuk kegiatan Edukopi, (3) service tasks melalui kegiatan “Ngopi Produktif” untuk mengetahui tolak ukur dan evaluasi Edukopi, dan (4) extra- organizational task KTH Wonosantri berkolaborasi dengan Bumdes Arjun. Sedangkan, pengelolaan potensi kopi Desa Toyomarto menjadi kegiatan Edukopi menggunakan konsep pariwisata berkelanjutan, secara ekonomi Edukopi sebagai diversifikasi usaha dapat menambah pemasukan bagi anggota petani kopi, sosial masyarakat menerima Edukopi karena sesuai kultur setempat dan kegiatan ini dapat menyerap tenaga kerja, dan secara ekologis Edukopi dikelola secara konservatif dan ramah lingkungan. Namun KTH Wonosantri perlu meningkatkan beberapa aspek dalam mengelola sumberdaya manusia melalui kegiatan-kegiatan kolaboratif dan inovatif di bidang teknologi dan informasi agar menarik minat petani muda mengembangkan promosi Edukopi serta memperluas jaringan kemitraan untuk kegiatan Edukopi. Sedangkan pemerintah, yaitu perhutani perlu memberikan sosialisasi program PHBM untuk kemudahan petani mendapatkan legalitas lahan dan dinas terkait memberikan dukungan fasilitas pelatihan dan pendampingan usaha berkelanjutan bagi kelompok-kelompok tani yang berkembang. Akademisi diharapkan dapat mengembangkan penelitian strategi pengembangan usaha lokal agar dapat bersaing di era digital.