Model Pemberdayaan Perempuan Pemilik Tanah Tambak Berbasis Ekofeminisme Untuk Mencapai Kesejahteraan Ekonomi Rumah Tangga Di Kabupaten Pasuruan

Main Authors: Pintakami, Lintar Brillian, Prof. Dr. Ir. Sugiyanto, MS, Prof.Dr.Ir. Keppi Sukesi, MS, Prof. Dr.Ir.Yayuk Yuliati, MS, Prof. Drs. Anwar Sanusi, MPA, PhD.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192290/1/Lintar%20Brillian%20Pintakami.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192290/
Daftar Isi:
  • Pandemi Covid- 19 yang sedang melanda banyak negara di seluruh dunia berdampak pada potensi krisis pangan. Food Agriculture Organization of United Nations (2015) menyatakan 95 persen pangan kita diproduksi secara langsung atau tidak langsung dari tanah. Sehingga dalam situasi ini sumber daya tanah penting untuk menjamin ketersediaan pangan dan kesejahteraan petani. Tanah juga merupakan modal yang dapat menggerakkan investasi nasional menjadikan desa berdaulat. Perlunya keterlibatan aktif laki-laki dan perempuan pada setiap proses pembangunan akan mempercepat tercapainya tujuan pembangunan pertanian perdesaan. Permasalahan sosial muncul ketika pemilik tanah pertanian adalah seorang perempuan. Anggapan bahwa peran perempuan tani pemilik tanah tidak sebanding dengan petani laki-laki dalam pengelolaan lahannya berimplikasi sebagai bias yang mengindikasikan laki-laki sebagai penguasa tanah utama dalam kegiatan pertanian, tanpa memperhatikan seberapa besar pekerjaan maupun kontrol perempuan dalam produksi pertanian (Twyman, 2015). Padahal secara kuantitatif 70% perempuan tinggal di perdesaan, dan 55% diantaranya menggantungkan hidup pada pertanian (Elizabeth, 2015). Pemberdayaan perempuan diharapkan memberi kesempatan seluas-luasnya pada perempuan dalam mengembangkan kemampuan, ketrampilan dan keahliannya (Yuniriyanti, 2019). Terutama pada kondisi Adaptasi Baru saat ini, diperlukan sebuah model pemberdayaan berkeadilan gender yang saling memberdayakan sehingga tercipta transformasi sosial dimana tidak ada penekanan dan pembedaan terhadap kaum perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi peran gender, (2) Menganalisis keterlibatan & kontrol perempuan tani pemilik tanah berbasis ekofeminisme dalam pengelolaan lahan, (3) Menganalisis pengaruh kepemilikan sertifikat program Redistribusi Tanah dari Segi Pendapatan, (4) Menganalisis kontribusi perempuan tani pemilik tanah dalam mencapai kesejahteraan ekonomi rumah tangga, dan (5) Mengkonstruksi Model Pemberdayaan berbasis Ekofeminisme di Era Adaptasi Baru. Pendekatan penelitian menggunakan Mix Method Sekuensial Eksploratori. Penelitian dilakukan di Desa Jarangan, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, yang merupakan salah satu wilayah sasaran Program Redistribusi Tanah terbesar di Kabupaten Pasuruan. Informan dalam penelitian ini ditentukan dengan metode snowball sampling, dan didapatkan sebanyak 19 informan pemilik sertifikat tanah baik laki-laki dan perempuan yang mendapatkan program bantuan sertifikat redistribusi tanah, serta melibatkan 21 Key Informants. Analisis data dilakukan secara campuran, menggunakan kualitatiif Miles Huberman dan analisis kuantitatif statistik. Analisis kualitatif yang digunakan yaitu analisis gender model Harvard untuk menganalisis peran perempuan tani pemilik tanah. Keterlibatan perempuan tani pemilik tanah menggunakan analisis Nvivo 12. Sedangkan kontribusi perempuan menggunakan analisis kontribusi pendapatan rumah tangga. Selain itu Analisis SWOT digunakan untuk menentukan strategi Pemberdayaan Perempuan Tani Pemilik Tanah Berbasis Ekofeminisme. Analisis kuantitatif statistik menggunakan SEM-SMART PLS untuk mengkonstruksi Model dan menentukan variabel mana yang paling ix berpengaruh dalam Pemberdayaan Perempuan Tani Pemilik Tanah. Hasil penelitian menunjukkan, pembagian pekerjaan antara laki- laki dan perempuan di lahan program Redistribusi Tanah masih didasarkan berat ringannya pekerjaan. Dalam peran gender pada aktifitas produktif terdapat 8 kegiatan dalam usahatani tambak, 5 kegiatan dilakukan oleh petani laki- laki, 2 kegiatan dilakukan oleh perempuan tani, dan 1 kegiatan dilakukan bersama. Pada aktifitas lain, perempuan mendominasi dalam kegiatan reproduktif sebesar 62,5% dan kegiatan sosial kemasyarakatan sebesar 67%. Dalam keterlibatan pengelolaan lahan, hasil Word Frequency Query Nvivo 12, pemilik tanah laki- laki banyak terlibat dalam kegiatan produktif usahatani di tambak secara langsung, sedangkan perempuan pemilik tanah terlibat aktif dalam kegiatan produktif pengolahan hasil panen melalui Kelompok Pengolahan dan Pemasaran (Pokhlasar). Peningkatan sertifikasi hak tanah bagi perempuan mampu meningkatkan pendapatan sebesar 16% lebih besar dibandingkan laki-laki. Kemudian perempuan tani dapat mengalokasikan waktunya untuk tetap melakukan peran reproduksinya dalam rumah tangga. Sedangkan petani laki-laki sangat terbatas mengalokasikan waktunya untuk peran reproduksi. Dalam upaya mewujudkan kesejahteraan, perempuan mampu berkontribusi dalam Ekonomi, Sosial, Kultural, dan, Lingkungan. Implementasi pemberdayaan perempuan pemilik tanah di lokasi penelitian dibagi menjadi 4, yaitu: 1) kesejahteraan hak atas tanah, 2) Akses, 3) Kontrol, dan 4) Power Relation. Strategi prioritas dalam model pemberdayaan yaitu peningkatkan akses informasi bagi perempuan pemilik tanah dapat dilakukan melalui BIMTEK untuk pengoptimalan basis ekofeminisme dalam model Pemberdayaan sehingga masyarakat bisa terlibat aktif dan memahami arti peran penting perempuan. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa Keterlibatan dan Kontrol (X2), Kontribusi Pemilik Tanah (X3), dan Pengaruh Dampak Era Adaptasi Baru (X4) berpengaruh positif terhadap Model dan Strategi Pemberdayaan Perempuan Pemilik Tanah dengan nilai rata- rata P- Values < 0,05. Korelasi ini menunjukkan bahwa model pemberdayaan memiliki relasi keterikatan yang kuat antara perempuan dan pengelolaan lahan yang dimilki. Hasil penelitian ini memberikan implikasi teori bahwa Ekofeminisme mampu memberikan hubungan konseptual, simbolik, dan linguistik antara feminis dan isu ekologi perempuan dimana perempuan berperan penting dalam pelestarian lingkungan melalui kegiatan penghijauan mangrove, desa wisata, dan pembentukan desa berkualitas di Kabupaten Pasuruan. Implikasi terhadap kebijakan yaitu perlunya policy brief yang mengintegrasikan kelompok kelembagaan perempuan dan peraturan SK Kepala Desa yang mendukung peran perempuan untuk menyinambungkan program Redistribusi Tanah dan keberlanjutan kelembagaan perempuan. Kebaharuan yang dihasilkan dari penelitian ini: (1) Mematahkan Teori Patriarki yang dikemukakan oleh Friedrich Engels dan Sylvia Walby; (2) Tidak semua laki- laki mendominasi dalam semua peran, namun Perempuan pemilik tanah juga memiliki peran dalam aktifitas Produktif, dan mendominasi dalam aktifitas Reproduktif serta Sosial Kemasyarakatan; (3) Pendekatan baru Ekofeminisme melalui Paradigma Sekuensial Eksploratori Mix Method dalam Model Pemberdayan