Respon Pertumbuhan 4 Varietas Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Terhadap Cekaman Kekeringan
Main Authors: | Yustikasari, Evita Dwi, Prof. Ir. Sumeru Ashari,, M.Agr. Sc. Ph.D. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192255/1/Evita%20Dwi%20Yustikasari.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192255/ |
Daftar Isi:
- Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan salah satu komoditas sayuran yang mempunyai prospek pasar yang menjanjikan. Bawang merah digunakan sebagai bumbu penyedap masakan, ataupun dapat digunakan sebagai obat. Bawang merah mengandung karbohidrat, protein, kalium, fosfor dan sodium yang berguna sebagai antibakteri dan antioksidan. Menurut Badan Pusat Statistik (2022), produktivitas bawang merah di Indonesia dari tahun ketahun mengalami penurunan. Tahun 2017 sebanyak 1.815.445 ton, tahun 2018 sebanyak 1.580.247 ton, kemudian tahun 2019 sebanyak 1.503.438 ton, serta pada tahun 2020 sebanyak 1.470.155 ton. Produktivitas dan mutu hasil bawang merah perlu ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan konsumen seiring bertambahnya jumlah penduduk. Permasalahan tersebut disebabkan karena terjadinya penyempitan lahan produksi bawang merah akibat banyaknya alih fungsi lahan pertanian. Upaya peningkatan produktivitas bawang merah dapat dicapai melalui program ektensifikasi dan intensifikasi. Program ekstensifikasi dapat dicapai dengan menambah perluasan lahan produksi melalui pengembangan dan pengelolaan lahan kering marginal. Mengingat bawang merah merupakan salah satu komoditas yang cocok dibudidayakan pada lahan kering. Sedangkan program intensifikasi dapat dicapai melalui penggunaan varietas toleran bawang merah terhadap cekaman kekeringan. Faktor lain yang mempengaruhi penurunan produktivitas bawang merah adalah pergeseran musim yang tidak sesuai bahkan tidak dapat diprediksi. Hal tersebut mengakibatkan musim kemarau semakin panjang sehingga dapat mengakibatkan cekaman kekeringan pada tanaman. Bawang merah merupakan tanaman yang berakar serabut sehingga rentan kaitannya terhadap ketersediaan air. Penelitian terkait respon pertumbuhan 4 varietas bawang merah terhadap cekaman kekeringan penting dilakukan untuk mengetahui varietas tanaman bawang merah yang memiliki sifat toleran terhadap cekaman kekeringan dan mampu beradaptasi pada beberapa kondisi cekaman kekeringan pada volume pemberian air tertentu. Hasil dari penelitian tersebut diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dalam perbaikan dalam teknologi pengairan dan sebagai acuan dalam menentukan perakitan varietas bawang merah yang toleran terhadap cekaman kekeringan Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2021. Terletak di Kampung Organik Brenjonk, Dusun Penanggungan RT 05/RW 03 NO. 033, Desa Penganggungan, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto, Prov. Jawa Timur. Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari cangkul, polybag 35 cm x 25 cm, gelas ukur, termometer, soil pH and Moisturizer meter, jangka sorong, spidol, oven, ember, pH meter, tali rafia, penggaris/meteran, kertas label, papan nama, dan timbangan analitik. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bibit bawang merah 4 varietas, PGPR, air, tanah, arang sekam, pupuk kompos, dan pupuk organik cair. Penelitian menggunakan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design). Terdapat 12 kombinasi perlakuan dan 3 kali ulangan sehingga terdapat 36 petak percobaan. Setiap petak percobaan terdapat 8 tanaman sehingga diperoleh 288 tanaman. Data yang diperoleh dari hasil pengamatan ii selanjutnya dilakukan analisis ragam (Anova) dengan Taraf 5%. Apabila terdapat pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dengan Taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan dari keempat genotip bawang merah memberikan respon yang berbeda terhadap cekaman kekeringan yang dibuktikan dengan variabel pertumbuhan tanaman dan variabel hasil. Semakin tinggi tingkat cekaman semakin menurun laju pertumbuhan dan hasil dari tanaman tersebut. Varietas Biru lancor memberian respon pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan genotip lainnya. Volume pemberian air minimal yang dibutuhkan tanaman bawang merah untuk mendekati hasil yang setara dengan volume pemberian air 100% kapasitas lapang adalah dengan memberikan volume air 75% kapasitas lapang, karena dengan pengairan tersebut mampu mendekati pertumbuhan tanaman dalam kondisi optimal