Analisis Dinamika Sistem Rantai Pasok Buah Apel yang Berkelanjutan Di Kabupaten Malang
Main Authors: | Bawindaputri, Tiara Ariqoh, Dr. Retno Astuti,, STP., MT., Dr. Ir. Endah Rahayu Lestari,, MS |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192254/1/Tiara%20Ariqoh%20Bawindaputri.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192254/ |
Daftar Isi:
- Apel merupakan komoditas pertanian yang sudah lama dikenal sebagai buah khas Malang. Apel pada tahun 2016 menjadi komoditas dengan produksi terbanyak kedua setelah pisang di Kabupaten Malang. Produktivitas apel di Kabupaten Malang menurun karena degradasi lahan. Umur pohon yang tua dan hama penyakit juga menurunkan produktivitas apel. Penurunan produktivitas mengakibatkan jumlah buah apel tidak tersedia secara kontinyu mengganggu aliran rantai pasok buah apel. Tujuan penelitian ini adalah menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi rantai pasok buah apel yang berkelanjutan serta memberikan rekomendasi kebijakan untuk pengembangan rantai pasok buah apel yang berkelanjutan di Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan pendekatan dinamika sistem. Analisis keberlanjutan rantai pasok buah apel di Kabupaten Malang dilakukan dengan memperhatikan dimensi ekonomi (keuntungan petani, pengumpul, dan pengecer), dimensi sosial (penyerapan tenaga kerja), dan dimensi lingkungan (tingkat degradasi lahan). Causal Loop Diagram dan Stock and Flow Diagram dibuat pada dinamika sistem. Model yang telah valid dan terverifikasi dapat digunakan untuk melakukan simulasi dan mengusulkan alternatif kebijakan kemudian merekomendasikan alternatif kebijakan terpilih. Simulasi dilakukan pada 5 skenario yang dikembangkan. Pengembangan skenario terdiri dari penambahan lahan, penurunan konversi lahan, peningkatan produktivitas, dan gabungan ketiganya. Faktor-faktor yang mempengaruhi rantai pasok apel di Kabupaten Malang adalah produktivitas, luas tanam, harga apel di tingkat petani, harga apel di tingkat pengumpul, dan harga apel di tingkat pengecer, permintaan apel, biaya penanaman, biaya operasional pengumpul, biaya operasional pengecer, luas lahan terdegradasi, dan penyerapan tenaga kerja. Alternatif kebijakan terbaik yang dapat disarankan adalah penambahan lahan sebesar 1,15%/ tahun, penurunan konversi menjadi 2,93%/tahun, dan peningkatan produktivitas 5%/tahun. Kebijakan pengaturan luas tanam dan peningkatan produktivitas mempengaruhi secara ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam keberlanjutan rantai pasok apel. Kebijakan terbaik perlu memperhatikan penggunaan pupuk dan pestisida sesuai dosis pakai dan peralihan menuju ke sistem pertanian organik untuk menjaga keberlanjutan rantai pasok apel di Kabupaten Malang.