Aktivitas Antioksidan dan Antibakteri Ekstrak Alga Merah Eucheuma cottonii dari Perairan Probolinggo, Jawa Timur dengan Metode Microwave Assisted-Extraction (MAE)

Main Author: Untari, Tanti
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192252/1/TANTI%20UNTARI.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192252/
Daftar Isi:
  • Eucheuma cottonii merupakan jenis alga merah yang mudah ditemukan di perairan Asia Tenggara. Berdasarkan beberapa penelitian, Eucheuma cottonii dari beberapa sumber perairan memiliki keragaman kandungan senyawa bioaktif dan pigmen fotosintetik disebabkan oleh lokasi budidaya, praktek budidaya dan kondisi perairanyang berbeda. Senyawa bioaktif memberikan pengaruh terhadap aktivitas antioksidan dan antibakteri. Aktivitas farmakologi ini dapat dimanfaatkan sebagai alternatif penanganan penyakit degeneratif dan foodborne disease yang merupakan penyumbang data mortalitas terbesar di Indonesia bahkan Asia. Informasi mengenai aktivitas Sedikitnya informasi mengenai antioksidan dan antibakteri dari ekstrak Eucheuma cottonii masih kurang. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh metode Microwave Assisted Extraction terhadap aktivitas antioksidan dan antibakteri dari ekstrak Eucheuma cottonii dari perairan Probolinggo, Jawa Timur. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental skala laboratorium dengan rancangan percobaan acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor, yaitu: suhu ekstraksi (50, 60, 70°C) dan waktu ekstraksi (10, 20, 30 menit) dengan dilakukan 3 ulangan. Aktivitas antioksidan diukur dengan metode pengikat radikal bebas 2,2-diphenyl-1- picrylhydrazyl (DPPH). Aktivitas antibakteri diukur dengan metode Well Diffusion. Analisa GC-MS digunakan untuk mengidentifikasi asam lemak. Analisa LC-MS digunakan untuk mengidentifikasi senyawa flavonoid. Analisa data menggunakan analisa ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan Duncan Multiple Range Test (DMRT). Perlakuan terbaik ditentukan dengan metode Multiple Atribut (Zeleny). Hasil penelitian menunjukkan persentase rendemen terus meningkat dengan semakin bertambahnya suhu dan waktu ekstraksi. Nilai hasil uji total fenol dan flavonoid terus meningkat sampai perlakuan suhu ekstraksi 60°C dan waktu ekstraksi 10 menit kemudian terjadi penurunan dengan bertambahnya suhu dan waktu ekstraksi. Sama halnya dengan nilai IC50, nilai terus menurun sampai perlakuan suhu ekstraksi 60°C dan waktu ekstraksi 10 menit kemudian terjadi peningkatan dengan bertambahnya suhu dan waktu ekstraksi. Hasil uji antibakteri terhadap kedua bakteri menunjukkan data fluktuatif, zona terluas pada perlakuan suhu ekstraksi 60°C dan waktu ekstraksi 10 menit sedangkan zona terkecil pada perlakuan suhu ekstraksi 70°C dan waktu ekstraksi 30 menit. Perlakuan terbaik diperoleh kombinasi perlakuan suhu ekstraksi 60°C dan waktu ekstraksi 10 menit dengan karakteristik rendemen 2,71%, total fenol 103,94 mg GAE/g, total flavonoid 302,97 mg EQ/g, nilai IC50 305,87 ppm, diameter zona bening bakteri Escherichia coli 14,84 mm dan diameter zona bening bakteri Staphylococcus aureus 16,64 mm. Analisa LC-MS mengidentifikasi epigenin, rutin dan kuersetin sebagai senyawa flavonoid. GC-MS mengidentifikasi asam lemak yaitu n-hexadecanoic acid, octadecanoic acid, dan 9-octadecenoic acid.