Skoring Diagnostik Berbasis Klinis Dan Laboratorium Sebagai Prediktor Awal Untuk Membedakan Meningitis Tuberkulosa Dan Meningitis Viral Pada Pasien Usia Dewasa Di Rs Saiful Anwar Malang
Main Author: | Handoko, Eko Aprilianto |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192196/1/Eko%20Aprilianto%20Handoko.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192196/ |
Daftar Isi:
- Latar Belakang: Diagnosis Meningitis tuberkulosis (MTB) dan meningitis viral di daerah dengan fasilitas terbatas, ditegakkan secara empiris berdasarkan klinis, epidemiologi dan temuan laboratorium. Keterlambatan dan kesalahan diagnosis meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas pasien MTB dan meningitis viral. Penegakan diagnosis MTB dan meningitis viral menantang karena klinis dan nilai laboratorium serupa, Sehingga dibutuhkan alat diagnostik tambahan berupa skoring sederhana untuk membedakan diagnosis MTB dengan meningitis viral. Beberapa skoring telah diteliti namun belum digunakan secara luas sehingga diperlukan skor pembanding terutama di negara asia tenggara. Tujuan: Untuk menemukan model skoring baru yang memiliki nilai diagnostik cukup baik dalam membedakan MTB dan meningitis viral. Metode : Penelitian menggunakan retrospektif kohort. Sampel penelitian adalah pasien MTB dan meningitis viral di RSSA bulan januari 2016 - Desember 2018. Kriteria Diagnosis untuk MTB berdasarkan kriteria Lancet Scoring System dan diagnosis meningitis viral ditegakkan apabila tidak ditemukan penyebab lain meningitis dan perbaikan klinis dengan terapi konservatif. Manifestasi klinis dan nilai laboratorium dibandingkan antara pasien MTB dan Meningitis Viral. Hasil : Penelitian melibatkan 86 pasien MTB dan 40 meningitis viral. Berdasarkan analisa regresi logistik beberapa faktor prediktif signifikan untuk diikutkan model skoring : kejang, grade meningitis, LED, natrium, leukosit darah, Protein LCS, LDH LCS. Kami menyusun 3 model skoring yaitu : Brawijaya Meningitis Skor 1 (BMS1) (Klinis dan laboratorium darah), BMS2 (Klinis dan Analisa LCS), BMS3 (Klinis, laboratorium darah dan analisa LCS). Titik potong skor ditentukan menggunakan analisa kurva ROC. Ketiga model skoring tersebut memiliki memiliki nilai diagnostik cukup baik. Kesimpulan : Terdapat 3 model skoring BMS untuk membedakan MTB dan menigitis viral berdasarkan klinis dan nilai laboratorium. Skoring BMS mudah diaplikasikan dan memiliki nilai diagnostik cukup baik, terutama pada daerah dengan fasilitas diagnostik terbatas