Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatan Menggunakan Semen Beku Sperma Y Hasil Sexing Pada Sapi Persilangan Ongole
Main Author: | Mahfud, Ali |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192189/1/TESIS.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192189/ |
Daftar Isi:
- Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 25 Juni sampai dengan 25 Oktober 2018. Penelitian uji kuaitas semen beku Sperma Y hasil sexing di Laboratorium Reproduksi Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya, Malang dan Inseminasi Buatan (IB) dilakukan di Desa Leran Kulon, Leran Wetan, Wangun, Cepokorejo, Ketambul dan Glodog Kecamatan Palang Kabupaten Tuban. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat keberhasilan IB semen beku non sexing dan semen beku sexing pada sapi persilangan ongole. Materi penelitian adalah 154 ekor sapi betina siap IB yang telah dewasa kelamin dan memiliki organ reproduksi normal yang di IB secara dobel dosis dengan metode deposisi semen 4+ (deep insemination). Sapi betina tersebut di IB menggunakan semen beku non sexing dan sexing Y dengan metode Sentrifugasi Gradien Densitas Percoll (SGDP) yang diproduksi oleh Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari Malang. Metode penelitian mengganakan metode Eksperimental dengan percobaan lapang (field experiment). Rancangan penelitian menggunakan perlakuan P0: semen beku non sexing dan P1: hasil sexing. Tahap pertama dilakukan uji Post Thawing Motility (PTM) dan tahap kedua pelaksanaan IB. Variabel independent (semen beku non sexing dan sexing); variabel dependent (Non Return Rate (NRR), Conception Rate (CR) dan Service Per Conception (S/C)) dan parameter pendukung (kualitas semen beku Post Thawing, kualitas estrus dan performan akseptor serta kualitas dan kuantitas pakan). Data yang diperoleh motilitas, konsentrasi, konsumsi, kualitas pakan akseptor IB dan keberhasilan IB dianalisis menggunakan Person Chi- Square dan pH, viabilitas, abnormalitas dan total spermatozoa motil semen beku, kualitas estrus dan performan akseptor IB dianalisis menggunakan uji T-Student Tidak Berpasangan pada Microsoft Excel kemudian dianalisis secara deskriptif. Tingkat keberhasilan IB yaitu sebanyak 77 ekor dari masing-masing perlakuan IB semen beku non sexing dan sexing untuk nilai NRR 1 sebesar 90,91 % (n=70) dan 77,92 % (n=60); NRR 2 sebesar 88,31 % (n=68) dan 76,62 % (n=59); persentase kebuntingan sebesar 84,42 % (n=65) dan 75,33 % (n=58); dan S/C sebesar 1,08 servis dan 1,26 servis; dan CR sebesar 79,22 % (n=61) dan 57,14 % (n=44). Hasil parameter pendukung dalam penelitian ini yaitu kualitas semen beku non sexing dan sexing memiliki nilai pH masing-masing sebesar 6,67 ± 0,58 dan 6,60 ± 0,52 (P>0,05); motilitas sebesar 36,00 ± 1,00 % dan 31,40 ± 1,84 % (P>0,05); viabilitas sebesar 81,70 ± 1,15 % dan 75,89 ± 4,49 % (P>0,05); abnormalitas sebesar 6,93 ± 1,37 % dan 6,78 ± 1,63 % (P>0,05); konsentrasi sebanyak 31,67 ± 3,82 juta/straw dan 16,39 ± 4,19 juta/straw (P<0,05); dan total spermatozoa motil sebanyak 11,39 ± 1,30 juta/straw dan 5,10 v ± 1,44 juta/straw (P>0,05). Kualitas estrus akseptor IB semen beku non sexing dan sexing memiliki rata-rata nilai keadaan vulva bengkak; warna vulva merah merata; suhu vulva 38,27 ± 0,40 0C dan 38,28 ± 0,48 0C (P>0,05); lendir servik kental; pH lendir servik 8,70 ± 0,54 dan 8,82 ± 0,50 (P>0,05); daya hambat vagina sebesar 38,50 ± 3,29 Ω dan 37,74 ± 3,43 Ω (P>0,05). Performance akseptor IB semen beku non sexing dan sexing memiliki nilai BB sebesar 344,23 ± 36,69 kg dan 349,59 ± 31,44 kg (P>0,05); BCS 4,56 ± 0,75 dan 4,47 ± 0,61 (P>0,05); umur 4,14 ± 2,02 tahun dan 5,09 ± 2,83 tahun (P>0,05); dan paritas 1,52 ± 1,52 kali dan 2,27 ± 2,27 kali (P>0,05). Sedangkan kecukupan kualitas nutrisi pakan pada akseptor IB non sexing dan sexing kekurangan nilai kecukupan nutrisi pakan yaitu untuk konsumsi BK kurang 0,93 ± 0,00 kg/ekor/hari dan 0,50 ± 0,00 kg/ekor/hari (P>0,05); PK kurang 0,18 ± 0,00 kg/ekor/hari dan 0,12 ± 0,00 kg/ekor/hari (P>0,05); dan TDN kurang 1,06 ± 0,00 kg/ekor/hari dan 0,81 ± 0,00 kg/ekor/hari (P>0,05). Setelah pemberian pakan tambahan konsentat kecukupan kualitas nutrisi pakan pada akseptor IB non sexing dan sexing kekurangan nilai kecukupan nutrisi pakan yaitu untuk konsumsi BK terpenuhi yaitu lebih 0,08 ± 0,00 kg/ekor/hari dan 0,35 ± 0,00 kg/ekor/hari (P>0,05); PK kurang 0,06 ± 0,00 kg/ekor/hari dan 0,01 ± 0,00 kg/ekor/hari (P>0,05); dan TDN kurang 0,45 ± 0,00 kg/ekor/hari dan 0,25 ± 0,00 kg/ekor/hari (P>0,05). Kesimpulan dari penelitian ini bahwa tingkat keberhasilan IB semen beku non sexing lebih tinggi daripada semen beku sexing menggunakan metode SGDP pada Sapi Persilangan Ongole. Rendahnya tingkat keberhasilan IB menggunakan semen beku sperma Y hasil sexing tersebut dikarenakan rendahnya kemampuan motilitas (daya gerak), viabilitas (daya hidup) dan jumlah konsentrasi sel spermatozoa per volume semen serta rendahnya total sepermatozoa motil / fertil yang memiliki gerak progresif karena hanya spermatozoa yang motil dan memiliki pergerakan yang progresif yang mampu bertemu dengan sel telur (ovum) untuk proses fertilisasi dalam saluran reproduksi betina. Perlu dilakukan peneltian lebih lanjut mengenai keberhasilan IB dengan kualitas PTM semen beku ≥ 40 % dan konsentrasi ≥ 30 juta/mini straw dengan total spermatozoa motil ≥ 11 juta/mini straw