Mitigasi Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan berdasarkan Cross-sector Biodiversity Initiative (CSBI) Mitigation Hierarchy di Taman Hutan Raya (TAHURA) Raden Soerjo

Main Authors: Rahma, Ridiela Hanifa, Dr Ir. Alexander Tunggul, S.H., MT, Prof. Dr. Ir. Ruslan W.,, MS
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192124/1/Ridiela%20Hanifa%20Rahma.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192124/
Daftar Isi:
  • Kebakaran hutan dan lahan merupakan salah satu ancaman utama yang di hadapi dalam pengelolaan hutan di Indonesia yang merupakan negara tropis yang mendapatkan penyinaran matahari sepanjang tahunnya. Taman Hutan Raya Raden soerjo merupakan salah satu Tahura di Indonesia yang secara administratif terletak dalam wilayah Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Jombang, Kabupaten Pasuruan dan Kota Batu Jawa Timur. Tercatat, Taman Hutan Raya Raden Soejo mengalami setidaknya 10 kali kebakaran di tahun 2019. Kebakaran hutan dan lahan yang dialami Tahura Raden Soerjo ini tentunya menimbulkan kerugian berupa hilangnya vegetasi dan keanekaragaman hayati serta penurunan kualitas lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan risiko kebakaran hutan dan lahan di wilayah Tahura Raden Soerjo dan memberikan rekomendasi tindakan mitigasi yang dapat dilakukan. Penentuan risiko kebakaran hutan dan lahan dilakukan dengan melakukan perhitungan antara nilai bahaya (hazard) yang menggunakan parameter jarak dari jalan, data historis kebakaran hutan, jarak dari sungai, curah hujan, tutupan lahan, kelerengan, dan ketinggian, dengan nilai kerentenan (vulnerability) yang menggunakan critical habitat satwa Macan Tutul Jawa, Kijang, dan vegetasi Edelweiss, serta nilai kapasitas (capasity) berupa ketersediaan air, sistem penanggulangan bencana, dan akses jalan sebagai parameter yang digunakan. Setelah dianalisis meggunakan metode weighted overlay menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG), didapatkan hasil tingkat risiko kebakaran sangat rendah pada 15181 Ha wilayah tahura atau sebesar 54%, risiko kebakaran rendah seluas 9604 Ha atau sebesar 34%, risiko sedang seluas 2121 Ha atau sebesar 8% dan risiko tinggi seluas 378 Ha atau sebesar 1%. Selanjutnya dilakukan analisis tindakan mitigasi berdasarkan hirarki mitigasi. Hirarki mitigasi membagi mitigasi menjadi beberapa langkah yaitu, penghindaran (avoidance) berupa pengoptimalan Kelompok Masyarakat Peduli Api dan pembinaan usaha desa. Langkah minimalisasi (minimization) berupa teknik manajemen bahan bakar seperti sekat bahan bakar, pengurangan bahan bakar dan pelatihan gabungan. Langkah perbaikan (restoration) dengan reboisasi dan langkah penyeimbangan (offset). Melalui langkah mitigasi tersebut dihasilkan tindakan mitigasi baik menggunakan pendekatan struktural maupun pendekatan non struktural.