Pengaruh Jenis Pupuk Dan Waktu Penyiangan Gulma Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.)

Main Authors: Arif, Achmad Fakhrul, Prof. Dr. Ir. Husni Thamrin Sebayang,, MS
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192122/1/ACHMAD%20FAKHRUL%20ARIF.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192122/
Daftar Isi:
  • Tanaman bawang merah dengan nama lain Allium ascalonicum L. merupakan tanaman yang memiliki potensi baik dalam segi ekonomi, makanan dan kesehatan. Berdasarkan Badan Pusat Statistik tahun 2019, pada tahun 2015 hingga 2019, hasil produksi tanaman bawang merah di Indonesia mengalami ketidakstabilan dan terus mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan adanya kegagalan panen dan cara budidaya yang kurang maksimal. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi tanaman bawang merah yaitu dengan teknik budidaya yang baik dan pemupukan yang optimal. Gulma yang dinilai sebagai pengganggu bagi tanaman juga merupakan sebuah masalah yang harus ditangani. Adanya gulma akan mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan pada tanaman bawang merah, sehingga perlu adanya pengendalian seperti penyiangan sebagai bentuk usaha meningkatkan produksi tanaman. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2021 hingga Mei 2021 yang berlokasi di lahan penelitian Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kabupaten Malang. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, cetok, tali rafia, meteran, penggaris, gunting, cutter, kamera, alat tulis, kayu, ember, timbangan, papan petak, petak pengamatan dan amplop. Selain alat yang digunakan terdapat bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini berupa umbi bawang merah varietas tajuk, pupuk kandang, pupuk NPK, pupuk Za, dan pupuk SP36. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Petak Terbagi (RPT) yang terdiri dari 2 faktor dan 3 ulangan. Petak utama yaitu perlakuan dengan perlakuan jenis pupuk yang terdiri atas M0 = Kontrol, M1 = Pupuk Kandang, dan M2 = Pupuk Anorganik, sedangkan untuk anak petak yaitu perlakuan dengan frekuensi penyiangan gulma yang terdiri atas W0 = Tanpa penyiangan, W1 = Penyiangan Pada 14, dan 28 hst, W2 = Penyiangan Pada 14, 28, dan 35 hst, dan W3 = Penyiangan Pada 14, 28, 35 dan 42 hst. Parameter pengamatan meliputi analisis vegetasi gulma, bobot segar gulma, dan bobot kering gulma, panjang tanaman, jumlah daun, jumlah anakan, jumlah umbi, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, bobot segar umbi dan bobot kering umbi. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan ragam ANOVA dengan taraf F pada nilai 5% dan jika hasilnya berbeda nyata maka dilanjutan dengan pengujian menggunakan uji BNT dengan taraf 5%. Perbedaan penggunaan jenis pupuk dan pengendalian gulma menghasilkan data yang berbeda. Hasil yang terbaik yaitu menggunakan pupuk anorganik dan penyiangan gulma sebanyak 4 kali pada umur 14, 28, 35, dan 42 hst. Sedangkan hasil paling rendah adalah tanpa menggunakan pupuk dan tanpa penyiangan gulma.