Analisis Perkembangan Gonad Calon Induk Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Hasil Domestikasi Melalui Pemberian Pakan Buatan Dengan Berbagai Sumber Protein Tepung Yang Berbeda
Main Author: | Suyuti, RB Mohammad |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192023/1/RB.%20MOHAMMAD%20SUYUTI.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/192023/ |
Daftar Isi:
- Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu produk andalan budidaya yang telah berkembang menjadi industri yang terintegrasi dari hulu sampai hilir. Bagian hulu sistem produksi bergantung kepada ketersediaan induk yang memenuhi syarat kualitas maupun kuantitas. Untuk mengatasi masalah ketersedian induk udang vanamei berbagai cara telah dilakukan dalam rangka peningkatkan pasokan benih agar budidaya dapat dilakukan secara terus-menerus, salah satu langkah yang harus dilakukan adalah dengan cara memperbaiki kualitas induk dan membuat persediaan induk yang berkualitas. Peningkatan kualitas induk dalam mempercepat kematangan gonad dapat dilakukan antara lain dengan cara manipulasi lingkungan, meningkatkan nutrisi dalam pakan serta ablasi mata. Pemberian nutrisi protein tinggi lebih banyak digunakan dengan pakan alami seperti cacing, cumi-cumi dan kerang dimana kita tidak mampu mengatur kadar proteinnya sehingga teknik ini pun masih memiliki keterbatasan dalam aplikasinya. Kelemahan dari organisme makanan segar tersebut meliputi biaya tinggi, fluktuasi ketersediaan, nilai gizi yang tidak konsisten, kebutuhan akan penyimpanan beku, pengotoran air, kurangnya potensi perbaikan, dan peningkatan risiko penularan bakteri dan virus patogen. Tujuan dari penelitian ini adalah menyusun formulasi pakan yang sesuai untuk perkembangan kematangan gonad calon induk udang vanamei dengan menggunakan sumber protein utama yang berasal dari tepung cacing tanah (Lumbricus. sp), tepung cacing laut (Nereis. sp), tepung kerang (Ostrea. sp), tepung cumi-cumi (Loligo. sp), Untuk mengetahui dan membandingkan perkembangan gonad calon induk udang vanamei melaui pemberian pakan Tepung cacing laut, Tepung cumi-cumi, Tepung tiram dan tepung cacing tanah. Manfaat dari penelitian adalah memberikan informasi kepada pembaca, peneliti dan pembudidaya mengenai manfaat Tepung cacing laut , Tepung cumi-cumi, Tepung tiram dan tepung cacing tanah sebagai alternatif pengganti pakan segar dalam penyusunan formulasi pakan buatan untuk pematangan gonad calon induk udang vanamei. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2017 s/d Juli 2018 di Balai Produksi Induk Udang Unggul dan Kekerangan Karangasem Bali. Analisis Proksimat, asam amino dan asam lemak bahan pakan dilaksanakan di Laboratorium Kimia Terpadu Institut Pertanian Bogor. Histologi gonad calon induk udang vaname dilakukan di LP2IL Serang, Kementerian Kelautan dan Perikanan. Parameter uji yang akan diamati pada penelitian antara lain Tingkat Kematangan Gonad Calon Induk Udang Vanamei, Pengukuran Diameter Telur, Laju Pertumbuhan spesifik, Tingkat Konversi Pakan, Kelangsungan Hidup. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan 4 perlakuan pemberian pakan buatan dengan kandungan protein 50 % terhadap calon induk udang vaname dengan rata-rata umur 180 hari dan rata-rata ukuran berat 20-25 gram/ekor, rata-rata panjang 15-17 cm/ekor. Perlakuan pemberian pakan buatan dengan sumber protein utama yang berbeda yaitu tepung cacing laut, tepung tiram,tepung cumi-cumi dan tepung cacing tanah dengan dosis 2,5% dari biomass. Masing-masing perlakuan diulang dengan 3 kali ulangan. Analisa data untuk pengujian hipotesis menggunakan SPSS dengan uji Analysis of Variance (ANOVA). Agar kesimpulan yang diambil tidak meleset beberapa asumsi dasar harus dipenuhi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tingkat kematangan gonad pada masing-masing perlakuan tergolong dalam TKG II dengan IKG tertinggi sampai terendah berturut-turut adalah perlakuan D (0,67 ± 0,08) diikuti dengan perlakuan A (0,57 ± 0,03), Perlakuan C (0,49 ± 0,02) dan nilai terendah pada perlakuan B ( 0,38 ± 0,03). Laju Pertumbuhan spesifik berkisar antara 0,538 - 1,002 dimana perlakuan D memberikan tingkat Laju Pertumbuhan Spesifik yang tetinggi yaitu sebesar 1,002 ± 0,026 % diikuti dengan perlakuan A sebesar 0,86 ± 0,042 %, perlakuan C sebesar 0,81 ± 0,034 % dan terkecil adalah perlakuan B sebesar 0,54 ± 0,03 %. Tingkat Konversi Pakan antara 1,72 – 2,63 dimana perlakuan D merupakan perlakuan terbaik dengan tingkat konversi pakan sebesar 1,72 ± 0,13 secara berturut-turut diikuti dengan perlakuan A sebesar 1,96 ± 0,13, perlakuan C sebesar 2,00 ± 0,24 dan perlakuan B sebesar 2,63 ± 0,15. Tingkat Kelangsungan Hidup berkisar antara 88,88 -100 %. Hasil pengamatan secara histologi diperoleh persentase sebaran oosit previtelogenesis sebesar 53,43%(A);34,31%(B);45,29%(C);33,35%(D). Awal vitelogenesis sebesar 25,46% (A); 60,34%(B); 43,39(C); 46,42%(D). Akhir vitelogenesis sebesar 21,11%(A); 5,35%(B); 11,32%(C); 20,23%(D). Ukuran diameter oosit berkisar antara 53,21 – 117,46 μm. Kisaran rata-rata pengamatan kualitas air berada pada kisaran yang optimal yaitu salinitas (34 ppt), Suhu (27,7-28,5), pH (7,5-7,7) dan DO (5,9-6,8 ppm). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa formulasi pakan dengan kandungan protein sebesar 50 % dengan sumber protein pakan yang berasal dari tepung Cumi-cumi (Loligo. sp), tepung Cacing laut (Nereis. sp), Tepung Kerang (Ostrea. sp) dan tepung cacing tanah (Lumbricus. sp) dapat meningkatkan kematangan gonad calon induk udang vanamei . Masing-masing perlakuan pemberian pakan menghasilkan TKG II dengan diameter oosit antara 35,21-117,46 μm. Perlakuan D (Penggunaan Tepung Cumi sebesar 61% dalam pakan) memberikan nilai indeks kematangan gonad yang tertinggi sebesar (0,67 ± 0,08) diukuti dengan perlakuan A (0,57 ± 0,03), Perlakuan C (0,49 ± 0,02) dan nilai terendah pada perlakuan B ( 0,38 ± 0,03). Penggunaan pakan buatan dengan kandungan protein 50% dapat digunakan sebagai alternatif pengganti pakan segar untuk meningkatkan kematangan gonad calon induk udang vanamei. Berdasarkan hasil penelitian dapat disarankan untuk adanya penelitian lebih lanjut tentang alternatif bahan pakan buatan yang dapat digunakan untuk percepatan perkembangan kematangan gonad calon induk udang vanamei hasil domestikasi