Pengaruh Penambahan Jamur Trichoderma harzianum dan Sekam Padi dalam Pembuatan Kompos Dari Limbah Lumpur MCK Tlogomas
Main Authors: | Syafrizal, Sherly Putri, ProfDr.Ir. Bambang Suharto, MS, Dr.Ir. Alexander Tunggul Sutan Haji, MT |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191949/1/0520100149%20-%20Sherly%20Putri%20Syafrizal.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191949/ |
Daftar Isi:
- Pengelolaan limbah mandi, cuci, kakus (MCK) yang terletak di Tlogomas sangat beragam salah satunya pemanfaatan limbah berupa sludge yang terdapat pada kolam- kolam yang ada pada tempat tersebut. Pemanfaatan limbah padat berupa sludge sudah dilakukan oleh warga untuk dijadikan kompos. Kompos merupakan hasil dekomposisi dari campuran-campuran bahan organik secara biologis menjadi humus. Cara kerja yang digunakan pada penduduk sekitar yaitu menjemur sludge dibawah sinar matahari langsung yang dihasilkan dari kolam primary treatment. Umumnya pada pembuatan kompos menggunakan activator mikroorganisme salah satunya Trichoderma harzianum. T. harzianum merupakan jamur tanah yang berfungsi mempercepat pengomposan, selain itu pada penelitian ini juga menambahkan sekam padi untuk mendapatkan kualitas kompos yang lebih bagus. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penambahan jamur T. harzianum dan sekam padi terhadap proses pengomposan limbah sludge dan berapakah penambahan kadar jamur T. harzianum dan sekam padi yang mendekati SNI. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu eksperimental dengan rancangan percobaan menggunaka Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RAL) dengan enam perlakuan dan tiga ulangan, menggunakan antara perbandingan kadar sludge dan sekam padi sebesar 95:5, 85:15, 75:25 serta penambahan kadar jamur T harzianum sebanyak 10 gram dan 20 gram. Percobaan dilakukan selama 28 hari dengan pengamatan harian untuk parameter suhu dan pH, sedangkan parameter rasio C/N dan kadar air dilakukan pada hari ke-0 dan hari ke-28. Data dianalisis menggunakan ANOVA untuk menentukan pengaruh perlakuan yang diberikan terhadap parameter yang diuji. Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah diamati selama 28 hari nilai pH 7, meningkat dibandingkan pada hari ke-0 sebesar 5.45 yang terdapat pada perlakuan B1D2. Nilai suhu mencapai syarat standar matang yaitu 25oC. Parameter rasio C/N diuji pada hari ke-0 dan hari ke-28, menunjukan bahwa x perlakuan B1D1 mencapai yaitu sebesar rasio C/N 10-20 dan kadar air antara 40-60% yaitu 51.67% dengan warna dan bau seperti tanah sesuai dengan SNI 19-7030-2004.