Evaluasi Stabilitas Ketahanan Pecah Polong dan Peluang Pengembangannya pada Tanaman Kedelai

Main Author: Krisnawati, Ayda
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191885/1/Ayda%20Krisnawati.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191885/
Daftar Isi:
  • Pecah polong merupakan salah satu masalah budidaya kedelai di Indonesia yang dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang signifikan. Varietas tahan pecah polong merupakan alternatif paling efisien dan memungkinkan dalam mengurangi kehilangan hasil akibat pecah polong. Peningkatan ketahanan kedelai terhadap pecah polong ditentukan oleh ketersediaan keragaman genetik, pengetahuan tentang faktor penentu ketahanan, dan metode seleksi yang efisien. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi karakter penentu ketahanan kedelai terhadap pecah polong berdasarkan karakter morfologi, fisikokimiawi, dan anatomi polong, (2) Menguji stabilitas karakter ketahanan pecah polong dan lingkungan yang berpengaruh, dan (3) Menguji stabilitas karakter hasil biji pada berbagai lokasi dan identifikasi genotipe unggul untuk menentukan rekomendasi pengembangan dari genotipe kedelai. Penelitian meliputi identifikasi faktor penentu ketahanan kedelai terhadap pecah polong dilakukan berdasarkan karakter morfologi, fisikokimiawi, anatomi polong, uji stabilitas genotipe kedelai untuk ketahanan terhadap pecah polong, dan uji stabilitas genotipe kedelai untuk hasil biji di berbagai lingkungan. Penelitian tentang identifikasi faktor penentu ketahanan dan uji stabilitas genotipe kedelai untuk ketahanan pecah polong dan hasil tinggi merupakan kombinasi penelitian lapang dan penelitian di laboratorium. Penelitian secara keseluruhan dilaksanakan pada bulan Juni hingga Desember 2019. Penelitian tentang identifikasi faktor penentu ketahanan kedelai terhadap pecah polong dilakukan di Probolinggo pada musim kemarau 2019. Identifikasi faktor penentu ketahanan kedelai terhadap pecah polong dilakukan secara bertahap yakni penelitian lapang dilakukan di Probolinggo, sedangkan pengukuran ketahanan terhadap pecah polong dilakukan di laboratorium pemuliaan tanaman Balitkabi di Malang. Pengamatan terhadap karakter morfologi polong dilakukan di laboratorium pemuliaan Balitkabi dan Laboratorium Teknik Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian, Universitas Brawijaya. Pengamatan karakter anatomi polong dilakukan di laboratorium Struktur dan Perkembangan Tumbuhan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada dan Laboratorium Terpadu Balitkabi. Penelitian tentang pengukuran stabilitas ketahanan pecah polong dan hasil biji dilakukan di enam sentra produksi kedelai yang ada di Jawa Timur yakni di Mojokerto, Pasuruan, Malang, Probolinggo, Jember, dan Banyuwangi. Penelitian tersebut dilakukan pada musim kemarau (Juni hingga November) tahun 2019. Pengamatan terhadap ketahanan pecah polong dilakukan untuk setiap lokasi, demikian pula untuk hasil dan komponen hasil. Hasil penelitian mendapatkan hasil bahwa karakter penentu ketahanan kedelai terhadap pecah polong adalah panjang polong, ketebalan biji, berat kulit polong, rasio berat kulit terhadap berat polong, kadar serat kulit polong, luas dan panjang fiber cap cell kulit polong sisi ventral. Hubungan antara karakter kadar air polong dan kadar air biji dengan persentase pecah polong pada suhu 60°C memperlihatkan korelasi yang negatif nyata, menunjukkan bahwa semakin rendah kadar air kulit polong dan kadar air biji pada suhu 60°C, maka semakin tinggi persentase pecah polongnya. Semakin tinggi kandungan serat kulit polong menyebabkan kandungan air pada kulit polong semakin rendah, dan semakin tinggi persentase pecah polongnya. Karakter ketahanan pecah polong pada kedelai memiliki nilai heritabilitas dan kemajuan genetik yang tinggi mengindikasikan bahwa faktor genetik lebih dominan dibandingkan faktor lingkungan, sehingga seleksi dapat diterapkan secara efisien karena mudah untuk diwariskan. xviii Evaluasi karakter ketahanan pecah polong pada kedelai pada enam lokasi menunjukkan adanya interaksi antara genotipe dengan lingkungan. Berdasarkan analisis biplot GGE, genotipe G7 (Anj/G100H-44) merupakan genotipe paling tahan pecah polong dan stabil di lintas lokasi, namun berkriteria kurang stabil hasil bijinya. Genotipe G11 (Anj/Rjbs-306) merupakan genotipe yang tahan pecah polong di lintas lokasi dan menunjukkan ketahanan pecah polong yang stabil. Berdasar analisis regresi faktorial berganda, faktor lingkungan yang signifikan berkontribusi terhadap GEI dalam ketahanan pecah polong pada kedelai adalah curah hujan selama pertanaman dan suhu minimum lingkungan. Pada karakter hasil biji kedelai, terdapat interaksi antara genotipe dengan lingkungan. Berdasarkan analisis biplot GGE, genotipe G11 (Anj/Rjbs-306) merupakan genotipe yang berdaya hasil tinggi (3,28 t/ha) dan menunjukkan kestabilan hasil biji di lintas lokasi. Penelusuran hubungan antar karakter hasil dan komponen hasil, serta ketahanan pecah polong pada kedelai di enam lokasi menunjukkan bahwa karakter tinggi tanaman, umur masak, jumlah buku/tanaman, jumlah polong isi/tanaman, dan ketahanan terhadap pecah polong dapat digunakan sebagai indikator seleksi untuk peningkatan hasil biji pada kedelai. Dari penelitian ini terpilih dua genotipe paling unggul, yaitu G7 (Anj/G100H-44) dan G11 (Anj/Rjbs-306). G7 berdaya hasil tinggi, tahan pecah polong namun hasil bijinya berkategori kurang stabil, sehingga disarankan dikembangkan pada agroekosistem yang mirip dengan lokasi Malang (E3), Jember (E5), dan Probolinggo (E6). Genotipe G11 (Anj/Rjbs-306) merupakan genotipe ideal, karena memiliki ketahanan terhadap pecah polong dan ketahanannya stabil di berbagai lingkungan, berdaya hasil tinggi serta stabil, sehingga genotipe tersebut disarankan dapat dikembangkan pada berbagai agroekosistem kedelai di Indonesia. Kedua genotipe tersebut disarankan untuk dilepas sebagai varietas kedelai unggul baru di Indonesia dengan karakteristik berdaya hasil tinggi dan tahan pecah polong. Genotipe yang demikian akan mampu mempertahankan potensi hasil bijinya tanpa terjadi pengurangan hasil akibat kejadian pecah polong