Analisis Rantai Nilai Pada Agroindustri Hasil Peternakan Ayam Pedaging di Desa Genengan, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar
Main Authors: | Rakhman, Desy Rizky Amalia, Prof.Dr.Ir. Imam Santoso,, MP. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191806/1/DESY%20RIZKY%20AMALIA%20RAKHMAN.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191806/ |
Daftar Isi:
- Ayam pedaging merupakan salah satu jenis unggas yang populer di kalangan peternak. Hal ini dikarenakan tingginya permintaan daging ayam. Populasi ayam pedaging di Indonesia cukup banyak, termasuk di Kabupaten Blitar. Salah satu peternakan ayam pedaging berlokasi di Desa Genengan, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar. Peternakan ayam pedaging menggunakan lembaga pemasaran untuk mendistribusikan ayam pedaging ke konsumen. Proses distribusi ini menyebabkan terjadinya perbedaan harga ayam. Perbedaan harga ayam pedaging dipengaruhi oleh beberapa biaya seperti biaya produksi dan biaya pemasaran. Harga ayam pedaging sering mengalami fluktuasi di tingkat pedagang. Perbedaan harga ayam di peternak dan konsumen akan menunjukkan tingkat efisiensi saluran pemasaran yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas pelaku rantai nilai dan biaya-biaya yang digunakan untuk memasarkan ayam pedaging, sehingga dapat diketahui apakah rantai nilai pada peternakan ayam pedaging efisien atau tidak. Pada penelitian ini dilakukan beberapa tahap analisis seperti analisis aktivitas peternakan, analisis pelaku rantai nilai, analisis biaya, analisis efisiensi dan analisis nilai tambah. Aktivitas pada rantai nilai ayam pedaging terbagi menjadi aktivitas utama dan aktivitas pendukung. Pelaku rantai nilai yang terlibat dalam pemasaran ayam pedaging yaitu peternak, pedagang besar, dan pedagang pengecer. Saluran pemasaran pada peternakan ayam pedaging ini terdiri dari dua pola. Saluran pemasaran pertama melibatkan peternak, pedagang besar bukan pemotong dan pengecer. Saluran pemasaran kedua melibatkan peternak dan pedagang besar pemotong. Saluran pemasaran pola kedua viii memiliki persentase efisiensi paling rendah yaitu 1,06%. Hal ini berarti saluran pemasaran kedua lebih efisien dari saluran pemasaran pertama. Pemasaran ayam pedaging memberikan nilai tambah sebesar Rp 3.141,52 per kilogram yang menunjukkan bahwa pengolahan ayam pedaging hidup menjadi karkas ayam mampu memberikan nilai tambah dengan rasio nilai tambah sebesar 14,96%.