Biosorpsi Kromium Heksavalen Menggunakan Limbah Ampas Teh Imobil dalam Reaktor Kolom Secara Kontinu
Main Authors: | M. Alfian, -, Fajri Anugroho, STP, M.Agr. Ph.D, Dr.Ir. A Tunggul Sutan Haji, MT. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191800/1/0520100111%20-%20M.%20Alfian.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191800/ |
Daftar Isi:
- Pemanfaatan limbah ampas teh sebagai biosorben terimobilisasi untuk menyerap Cr(VI) masih sangat terbatas, oleh karena itu perlu diteliti lebih lanjut. Disisi lain pencemaran lingkungan oleh kromium heksavalen [Cr(VI)] merupakan masalah yang perlu ditangani secara serius. Cr(VI) dapat menimbulkan masalah serius bagi lingkungan dan kesehatan manusia karena memiliki sifat non-biodegradable, beracun, dan karsinogenik. Biosorben yang digunakan pada penelitian ini yaitu limbah ampas teh yang diimobilisasi dengan natirum alginat (Na-alginat), serta limbah Cr(VI) yang digunakan merupakan limbah artifisial yang dibuat dari K2Cr2O7 yang dilarutkan dengan aqudes. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengukur efisiensi biosorben limbah ampas teh imobil terhadap penyisihan ion Cr(VI), menguji perlakuan biosorpsi yang optimal meliputi debit limbah, konsentrasi awal ion Cr(VI), dan bed depth biosorben pada reaktor kolom, mengukur waktu breakthrough biosorben pada proses biosorpsi sistem kontinu melalui kurva breakthrough, menganalisis kesesuaian hasil penelitian dengan model biosorpsi Thomas, Yoon-Nelson, dan Adams-Bohart. Kondisi yang optimum pada penelitian ini yaitu konsentrasi 10 ppm, bed depth 20 cm, dan debit 10 mL/menit. Efisiensi penyisihan sebesar 88.789% dengan waktu breakthrough 23 menit pada kondisi optimum. Model yang sesuai untuk menjelaskan hasil penelitian ini yaitu model Thomas dan Yoon-Nelson, interval nilai R2 masing-masing mencapai 0,80 – 1,00.