Daftar Isi:
  • Embung adalah bangunan yang berfungsi menampung air hujan untuk persediaan suatu desa/wilayah di musim kering. Mengacu pada Indikasi Program Pembangunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tulungagung 2011-2031 dengan waktu pelaksanaan RPJM- 2 (tahun 2015-2019) serta hasil analisis kondisi daerah potensial yang ada, maka rencana pembangunan Embung Banyuurip merupakan salah satu alternatif pemecahan masalah kebutuhan air baku masyarakat di Desa Banyuurip. Kondisi eksisting di daerah rencana Embung Banyuurip ini tidak memiliki baseflow atau sungai yang mengalir sepanjang tahun sehingga pada saat musim kemarau masyarakat kesulitan untuk memperoleh air baku dan hanya mengharapkan dari sumber dari air hujan saja sehingga sangat diperlukan suatu tampungan air yang diharapkan dapat penuh selama musim penghujan dan dioperasikan selama musim kemarau. Analisis dalam studi perencanaan ini dimaksudkan untuk mendapatkan dimensi bangunan utama yaitu tubuh embung dan spillway beserta rencana anggara biaya yang harus dialokasikan dengan volume efektif yang direncanakan dapat memenuhi jumlah kebutuhan air baku penduduk sesuai dengan jumlah penduduk yang telah diproyeksikan selama 25 tahun ke depan. Jenis embung yang digunakan pada perencanaan ini adalah embung dengan pasangan beton (cyclopean concrete) karena berdasarkan pertimbangan ketersediaan material, geologi tanah (jenis pondasi batu), lebar lembah yang relatif sempit, dan pertimbangan biaya. Cyclopean concrete merupakan jenis beton yang sama dengan beton normal biasa, perbedaannya hanya pada beton ini digunakan ukuran agregat yang relatif besar. Ukuran agregat kasar dapat mencapai 20 cm, namun proporsi agregat yang lebih besar dari biasanya ini sebaiknya tidak lebih dari 20 persen dari agregat seluruhnya. Sedangkan untuk penentuan volume tampungan embung akan membandingkan antara 3 komponen, yaitu volume kebutuhan air, volume tampung topografi, dan volume ketersediaan air. Dalam perencanaan ini banyak digunakan kriteria-kriteria yang mengacu dalam Pedoman Kriteria Desain Embung Kecil untuk Daerah Semi Kering Indonesia. Adapun setelah dilakukan analisis, didapatkan tinggi embung 6 meter dengan volume tampungan efektif sebesar 12433.29 m3. Untuk bangunan spillway yang digunakan mengalirkan kelebihan air ketika terjadi banjir, digunakan overflow type dengan lebar 12 m dan tingi muka air maksimum yang direncanakan sebesar 0.50 m yang didapat dengan melakukan flood routing spillway menggunakan debit banjir rancangan kala ulang 50 tahun. Bangunan pelimpah ini nantinya akan menjadi satu dengan tubuh embung. Sehingga didapatkan biaya yang harus dialokasikan untuk pembangunan embung sebesar Rp 4,797,249,608.00 (Empat milyar tujuh ratus sembilan puluh tujuh dua ratus empat puluh sembilan enam ratus delapan rupiah)