Pengolahan Limbah Monosodium Glutamate (MSG) Menggunakan Sub Surface Flow Constructed Wetland (SSF-W) dan Mikroalga

Main Authors: Lindawati, Anggun Silviya, Prof. Dr. Ir. Ruslan Wirosoedarmo,, MS, Dr. Eng. Evi Kurniati,, STP, MT
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191717/1/Anggun%20Silviya%20Lindawati.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191717/
Daftar Isi:
  • Proses produksi suatu industri selain menghasilkan produk juga terdapat limbah baik padat maupun cair. Salah satu industri yang menyumbang limbah cair adalah Monosodium Glutamate (MSG). Limbah cair hasil industri MSG mengandung bahan organik yang tinggi, sangat pekat dan berwarna cokelat kehitaman yang berpotensi mencemari perairan apabila dibuang secara langsung. Sehingga perlu adanya pengolahan limbah cair terlebih dahulu agar sesuai dengan baku mutu. Pengolahan limbah cair secara fitoremediasi merupakan salah satu alternatif karena tidak membutuhkan biaya besar, pemeliharaannya cukup mudah, serta terbukti efektif dalam mendegradasi polutan yang terkandung dalam air limbah. Pengolahan limbah cair MSG dalam Penelitian ini menggunakan gabungan SSF-W dan mikroalga. Sistem aliran pada SSF-W yaitu batch. Jenis tanaman yang digunakan yaitu Eichhornia crassipes dan Cyperus papyrus, sedangkan mikroalga yaitu Chlorella vulgaris. Pada penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 3 ulangan yang dilakukan selama 18 hari. Reaktor SSF-W yang digunakan memiliki kapasitas 20 L (35x22x27 cm), sedangkan reaktor mikroalga berkapasitas 14 L (20x20x35 cm). Analisis parameter terbagi menjadi parameter utama dan parameter pendukung. Parameter utama yaitu TSS, BOD, COD, fosfat, dan amonia, sedangkan parameter pendukung yaitu suhu, pH, DO, morfologi tanaman, biomassa tanaman dan mikroalga. Uji signifikansi yang digunakan yaitu ANOVA (Analysis of Variance). Hasil uji tahap Range Finding Test (RFT) menunjukkan bahwa tanaman eceng gondok dan bintang air mampu bertahan hidup pada konsentrasi 25%. Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan SSF-W mampu mendagradasi polutan seiring dengan waktu tinggal, kecuali parameter COD. Efisiensi removal pengolahan SSF-W antara lain TSS (68-86%), BOD (72-82%), fosfat (24-94%), dan amonia (57-93%). Sedangkan hasil gabungan SSF-W dan mikroalga hanya mampu menurunkan konsentrasi TSS, BOD, dan amonia. Efisiensi removal tertinggi terdapat pada P5 (campuran) yaitu TSS (89%), BOD (87%), dan amonia (98%).