Penerapan HACCP (Hazard Anlysis and Critical Control Point) Pada Proses Produksi Susu Pasteurisasi di CV Cita Nasiona

Main Authors: Rahman, Byan Iqbal, Dr. Sucipto, STP., MP, Claudia Gadizza P, STP, M.S
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191625/1/0520100062%20-%20Byan%20Iqbal%20Rahman.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191625/
Daftar Isi:
  • CV Cita Nasional Salatiga Jawa Tengah memproduksi susu pasteurisasi dan yoghurt. Susu memiliki kandungan protein, lemak, mineral dan beberapa vitamin sehingga mudah terkontaminasi mikroorganisme. Salah satu sistem terintegrasi dalam penerapan keamanan pangan adalah Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui penerapan GMP dan SSOP pada CV Cita Nasional untuk mengetahui kesiapan dalam penerapan HACCP, mengetahui CCP yang tepat sehingga keamanan produk susu dapat dijamin dan membuat HACCP plan yang dapat diterapkan di CV Cita Nasional. Metode penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif secara deskriptif dimana penelitian suatu gejala, peristiwa atau kejadian didiskripsikan. Data hasil penyebaran kuisioner diteliti dari aspek penerapan Good Manufacturing Practices (GMP), Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP), dan sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) pada proses produksi susu pasteurisasi di CV Cita Nasional. Berdasarkan penyebaran kuisioner nilai rata-rata penerapan Good Manufacturing Practices (GMP) sebesar 90,14% dan penerapan Sanitation Standard Operating Procedure (SSOP) sebesar 70,41%. Hasil analisis dengan decision tree menetapkan bahwa tahap pasteurisasi, homogenisasi, filling dan pengemasan, distribusi ditetapkan sebagai Critical Control Point (CCP) karena pada bagian tersebut memiliki peran penting untuk menghindari kontaminasi. Tindakan pengendalian pengaturan suhu 63oC-66oC selama 30 menit pada proses pasteurisasi, pengaturan tekanan 1300-1400 psi pada proses homogenisasi SSOP dan mengganti penggunaan alkohol sebagai alat pensteril dengan penyinaran sinar UV minimal 15 menit pada bagian pengemasan untuk menjamin tidak ada cemaran mikroorganisme pathogen dan residu dari sisa pencucian