Hubungan antara Faktor Skeletal terhadap Kedalaman Overbite pada Periode Gigi Geligi Bercampur

Main Authors: Laely, Tsauri Qiami, drg. Sari Kurniawati,, Sp. Ort
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191576/1/Tsauri%20Qiami%20Laely.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191576/
Daftar Isi:
  • Overbite merupakan jarak vertikal tumpang tindih antara insisal insisif rahang atas dan insisal insisivus bawah dengan nilai normal 1/3 panjang mahkota klinis insisivus rahang bawah tertutupi oleh insisivus atas. Prevalensi deep bite meningkat pada periode gigi geligi bercampur. Maloklusi deep bite dapat menyebabkan munculnya berbagai maloklusi yang lebih parah pada masa gigi permanen. Faktor etiologi deep bite dapat dibagi menjadi 2, yaitu faktor skeletal dan dental. Pertumbuhan skeletal dapat diukur melalui foto sefalometri lateral. Metode penelitian menggunakan cross-sectional study design dengan pendekatan analitik. Sampel penelitian menggunakan model studi dan foto sefalometri lateral pasien Rumah Sakit Universitas Brawijaya, Departemen Ortodonsia. Kriteria eksklusi sampel adalah sampel yang rusak, menunjukkan gambaran open bite, serta foto sefalometri dengan kerusakan kraniofasial yang berat. Sampel penelitian berjumlah 57. Pengukuran overbite dilakukan dengan menggunakan jangka sorong. Pengukuran sefalometri dilakukan dengan menggunakan analisis Steiner sudut skeletal SNA, SNB, dan SNGoGn. Analisis data menggunakan statistik deskriptif dan uji korelasi Spearman denga tingkat kepercayaan 95%. Uji korelasi Spearman dilakukan dengan menghubungkan sudut skeletal dengan kedalaman overbite. Skor korelasi SNA adalah (r=-0,116 p=0,391), SNB (r=-0,154 p=0,253), dan SNGoGn (r=0,034 p=0,802). Hal ini menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara faktor skeletal dengan kedalaman overbite pada periode gigi geligi bercampur.