Pengukuran Efisiensi Teknis Pabrik Gondorukem Dan Terpentin Dengan Metode Data Envelopment Analysis (DEA) (Studi Kasus Perusahaan Umum Perhutani Wilayah Jawa Timur)
Main Authors: | Ansori, Afrizal Auliya, Ir. Usman Effendi, MS, Wike Agustin Prima Dania, STP, M.Eng, Ph.D |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2020
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191555/1/0520100042-Afrizal%20Auliya%20Ansori.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191555/ |
Daftar Isi:
- Gondorukem (Resina colophonium) adalah hasil pengolahan menggunakan metode destilasi uap dari getah sadapan yang di dapatkan dari batang pinus. Proses destilasi tersebut akan menghasilkan gondorukem sebagai hasil bawah dan destilat berupa terpentin. Permasalahan muncul pada Pabrik Gondorukem dan Terpentin (PGT) yang berada di bawah naungan BUMN Perusahaan Umum (Perum) Perhutani yaitu inkonsistesi jumlah dan kualitas pasokan bahan baku, ketidaksesuaian rendemen produksi aktual dengan target bulanan sehingga diperlukan perencanaan yang baik mengenai proses produksi yang efisien Penelitian ini menggunakan metode non parametrik yaitu Data Envelopment Ananlysis (DEA). DEA adalah metode yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi suatu organisasi yang sejenis dimana dikatakan efisien jika mendapat nilai sebesar 100%. Decision Making Unit (DMU) pada penelitian ini sebanyak 18 dengan 3 Pabrik Gondorukem dan Tepentin (PGT) yang berada dibawah naungan Perum Perhutani Wilayah Jawa Timur. Variabel input yaitu tenaga kerja, bahan baku, bahan bakar, bahan tambahan dan variabel output berupa gondorukem, terpentin, dan jumlah pembeli. Data yang digunakan adalah data historis yang dimiliki pada tiap masing-masing PGT. Penelitian diawali dengan perhitungan efisiensi tiap DMU berfungsi untuk melihat sejauh mana efisiensi sebelum perbaikan serta dilanjutkan dengan perbaikan pada DMU yang inefisien. Hasil yang didapatkan adalah kondisi seluruh PGT dalam kondisi Marginally Efficient . Efisiensi rata-rata tiap DMU didapatkan pada PGT Garahan adalah 99,78%, PGT Sukun sebesar 97,9%, dan PGT Rejowinangun sebesar 96,85%. Kondisi ini dikarenakan terjadi kondisi Marginally Efficient pada PGT Garahan (DMU 2), PGT Sukun (DMU 7-10), dan PGT Rejowinangun (DMU 13-17). Beberapa saran untuk Perum Perhutani sebagai perusahaan yang menaungi PGT adalah pembinaan tenaga kerja dan peraturan yang lebih baik untuk memeperketat serta memonitoring kerja dari para pegawai, pemeliharaan alat secara berkala, penjadwalan produksi dan x perencanaan yang baik, serta perbaikan perjanjian jual-beli antara Perum Perhutani dengan Agen. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah perlu dilakukan perhitungan efisiensi dalam bentuk efisiensi biaya yang dikombinasikan dengan efisiensi teknis dari ketiga PGT yang ada sehingga dapat memperkirakan cost yang seharusnya dikeluarkan untuk PGT agar efisiensi tersebut dapat tercapai. Perlu dilakukan penelitian mengenai strategi pemasaran yang baik untuk menambah nilai efisiensi produksi dari PGT yang berada dalam naungan Perum Perhutani dari sisi penjualan dan persaingan dengan produsen dari negara lainnya seperti Brazil dan India.