Mitigasi Risiko pada Rantai Pasok Industri Pengolahan Ikan dengan Metode House of Risk (HOR) dan Fuzzy Analytic Network Process (Fuzzy ANP) (Studi Kasus: PT. Starfood International, Kabupaten Lamongan)

Main Authors: Pradipta, Achmad Fachrudin, Prof. Dr. Ir. Imam Santoso, MP.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2020
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191521/1/0520100034-Achmad%20Fachrudin%20Pradipta.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191521/
Daftar Isi:
  • Sebagai negara maritim, Indonesia merupakan negara eksportir hasil laut yang diminati oleh pasar internasional. Hal tersebut menuntut pengembangan bidang industri pengolahan hasil laut untuk memberikan nilai tambah bagi produk hasil laut sehingga dapat bersaing dan memenuhi permintaan pasar internasional. PT. Starfood International merupakan salah satu industri pengolahan hasil laut yang berfokus pada pasar internasional. Rantai pasok merupakan aspek penting bagi PT. SFI dalam mempertahankan keberlangsungan perusahaan dan bersaing di pasar internasional. Oleh karena itu, manajemen risiko pada rantai pasok sangat perlu dilakukan untuk dapat mengidentifikasi risiko yang mungkin dapat terjadi pada rantai pasok, sehingga dapat dilakukan perancangan strategi penanganan risiko tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan identifikasi risiko, menentukan risiko prioritas, dan menentukan tindakan penanganan risiko yang mungkin untuk dilakukan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode House of Risk (HOR) dan Fuzzy Analytic Network Process (Fuzzy-ANP). Metode HOR digunakan dalam identifikasi, pengukuran, serta penentuan prioritas risiko berdasarkan model Supply Chain Operation Reference (SCOR). Dari metode HOR fase 1 akan menghasilkan Aggregate Risk Priority (ARP) setiap agen risiko yang menjadi dasar pemberian prioritas penanganan. Sedangkan metode Fuzzy-ANP digunakan untuk melakukan pemilihan strategi penanganan yang akan digunakan. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan enam agen risiko yang perlu untuk diprioritaskan penanganannya. Agen risiko tersebut diantaranya kelangkaan bahan baku, kesalahan perlakuan bahan baku, kesalahan komposisi dan kontaminasi produk, kesalahan manajemen dalam perencanaan, kerusakan alat dan mesin, serta human error. Sedangkan strategi mitigasi risiko yang menjadi prioritas adalah mengembangkan sistem pengawasan dan meningkatkan motivasi kerja, dan meningkatkan sistem inspeksi pada proses produksi