Pengaruh Variasi Bleaching Treatment Terhadap Karakterisasi Serat Kersen (Muntingia calabura) Sebagai Penguat Untuk Komposit
Main Authors: | Rukmana, Wirabbany, Dr. Femiana Gapsari, S.T., M.T., Francisca Gayuh Utami Dewi, S.T., M.T. |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191463/1/WIRABBANY%20RUKMANA.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191463/ |
Daftar Isi:
- Data BMKG menunjukan bahwa pada tahun 2021, Indonesia merupakan salah satu negara yang memberikan emisi CO2 terbesar di dunia. Salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi pemanasan global adalah menggunakan material yang eco friendly, seperti komposit berpenguat serat terkhususnya serat alam. Banyak dari serat alam yang telah diteliti sebelumnya untuk dijadikan komposit, namun pada penelitian ini menggunakan serat yang jarang diteliti yaitu serat kersen (Muntingia calabura) yang memiliki karakteristik batang yang mudah kering, elastis, dan lunak. Alkalisasi merupakan salah satu perlakuan kimia yang banyak dilakukan pada serat alam untuk meningkatkan karakteristik serat. Perlakuan bleaching biasa digunakan untuk memperbaiki karakteristik serat, terkhususnya pada perbaikan warnanya. Penelitian tentang alkalisasi dan pemberian perlakuan bleaching pada serat kersen belum dilakukan. Maka dengan dua perlakuan tersebut akan meningkatkan karakteristik serat alam. Sebelum melalui proses alkalisasi dan bleaching serat akan direndam selama 10 hari dengan tujuan untuk memisahkan serat dengan kulitnya. Selanjutnya, serat harus dikeringkan pada suhu ruangan berkisar antara 24-30°C selama 24 jam. Variasi serat tanpa perlakuan dapat langsung diuji kerakterisasi, sedangkan sisanya akan diberikan perlakuan alkalisasi. Proses alkalisasi menggunakan NaOH yang sudah dilarutkan dengan aquadest 1000 mL sampai dengan konsentrasi 8%. Serat kersen yang telah dimasukkan ke dalam larutan NaOH harus ditunggu selama 2 jam. Setelah 2 jam, keringkan serat selama 24 jam pada suhu ruangan. Setelah dikeringkan pada suhu ruangan. Serat dengan perlakuan NaOH 8% diberikan perlakuan bleaching. Langkah awal yang harus dilakukan dengan menghitung presentase NaClO untuk konsentrasi: 0,5 %, 1 %, 1,5 %, 2 %, 2,5%, dan 3% (%v/v) dan aquadest untuk masing-masing konsentrasi. Dilanjutkan dengan melakukan perendam serat kersen dengan perlakuan NaOH 8% pada larutan tersebut selama 2 jam. Setelah perendaman, keringkan serat menggunakan suhu ruangan selama 24 jam. Selanjutnya serat dengan perlakuan NaClO akan diuji tarik, uji komposisi, FTIR, XRD, dan, uji kekasaran permukaan, dan SEM. Nilai Kekuatan tarik serat tunggal semakin meningkat sampai 2052,37 MPa. Jika dilihat trennya, maka sebanding dengan peningkatan nilai kekuatan tarik komposit sebesar 31,31 MPa pada perlakuan NaClO 1,5%. Hal ini disebabkan oleh dua perlakuan kimia yang diberikan mendelegnifikasi hemiselulosa, lignin, dan zat pengotor pada struktur serat sehingga merubah warna dan selulosa semakin meningkat sampai 36,45%. Kandungan selulosa yang semakin meningkat berbanding terbalik dengan kandungan lignin, hemiselulosa dan zat pengotor pada hasil FTIR. Selain itu peningkatan selulosa juga menyebabkan indeks kritalinitas serat meningkat sampai 53,96%. Dari perubahan warna tersebut, permukaan serat menjadi lebih kasar sampai perlakuan NaClO 1,5%. Hal ini akan menyebabkan ikatan antara matriks dan serat akan semakin baik, dan perbaikan pada warna serat menyebabkan serat terlihat lebih menarik.