Pengaruh Pemberian Diet Penginduksi Non-Alcoholic Fatty Liver Disease terhadap Profil Mikrobiota Usus dan Kadar Butirat Rattus norvegicus Strain Wistar

Main Authors: Ramadhani, Nabila, dr. Syifa Mustika, Sp. PD-KGEH., FINASIM, dr. Dewi Santosaningsih, Sp. M.K. FINASIM M.Kes., PhD
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191367/1/Nabila%20Ramadhani.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191367/
Daftar Isi:
  • Mikrobiota usus bersifat dinamis dan kadang tidak homeostasis atau disebut disbiosis ditandai dengan menurunnya Firmicutes (salah satunya Clostridium spp.) dan meningkatnya Proteobacteria (salah satunya Escherichia coli) sehingga pada penelitian ini digunakan Clostridium spp. dan Escherichia coli sebagai parameter profil mikrobiota usus. Kadar butirat diukur sebagai hasil fermentasi Clostridium spp. terhadap zat yang tidak dicerna tubuh secara natural. Salah satu faktor yang mempengaruhi komposisi mikrobiota usus adalah komposisi diet yang dikonsumsi. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian diet yang menginduksi Non-Alcoholic Fatty Liver Disease terhadap profil mikrobiota usus dan kadar butirat pada Rattus norvegicus galur wistar. Rancangan penelitian ini adalah quasi experimental dengan pembagian kelompok yaitu satu kelompok kontrol dan tiga kelompok diet penginduksi NAFLD yaitu diet tinggi lemak, tinggi lemak tinggi fruktosa, dan western selama tiga bulan. Sampel feses dibiakkan pada media Eosin Methylene Blue untuk Escherichia coli dan Forget Fredette Agar untuk Clostridium spp. Dilakukan penghitungan koloni (CFU/gram) dan pengukuran kadar butirat dengan gas chromatography. Dilakukan analisis Crosstab dan Chi Square untuk mikrobiota usus dan Independen T-test dan Mann Whitney untuk kadar butirat. Didapat hubungan yang signifikan antara diet perlakuan dengan profil mikrobiota usus yang dikategorikan berdasarkan median kelompok normal dan didapat perbedaan signifikan terhadap kadar butirat antara kelompok normal dengan diet tingi lemak tinggi fruktosa, sedangkan tidak didapatkan perbedaan signifikan antara kelompok normal dengan diet western dan diet tinggi lemak. Rerata koloni Escherichia coli lebih tinggi pada kelompok diet penginduksi NAFLD dibandingkan kelompok normal, sedangkan rerata jumlah koloni Clostridium spp. pada kelompok normal lebih tinggi dibandingkan kelompok diet penginduksi NAFLD, dan penurunan kadar butirat pada kelompok diet penginduksi NAFLD dibandingkan kelompok normal.