Analisis Risiko Aliran Supply Chain pada Produk Ready To Drink (RTD) Menggunakan Metode House of Risk (HOR)

Main Author: Nugraheni, Silvya Ratri
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/1913/1/SILVYA%20RATRI%20NUGRAHENI.pdf
http://repository.ub.ac.id/1913/
Daftar Isi:
  • PT Suntory Garuda Beverage merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi minuman Ready To Drink (RTD). Menurut catatan pertumbuhan industri makanan dan minuman oleh BPS, minuman RTD mengalami peningkatan permintaan setiap tahunnya. Hal ini berarti bahwa perusahaan juga akan bersaing agar dapat memenuhi permintaan konsumen. Kegiatan bisnis perusahaan dimulai dari pemesanan material dari supplier, penyimpanan dan pemeliharaan material di gudang, melakukan produksi minuman RTD, penyimpanan produk jadi sampai pengiriman produk ke customer tentu juga berpengaruh. Proses tersebut digambarkan pada aliran supply chain perusahaan dimana ditemukan kendala yang teridentifikasi sebagai risiko perusahaan. Saat ini, risiko yang sedang dihadapi oleh perusahaan antara lain adanya pengembalian bahan baku ke supplier, keterlambatan datangnya bahan baku dari supplier, serta pengembalian produk jadi dari customer. Beberapa risiko tersebut dapat menimbulkan kerugian perusahaan dan menghambat kegiatan bisnis perusahaan, sehingga diperlukan analisis risiko pada aliran supply chain perusahaan dimana risiko potensial yang teridentifikasi dapat diminimasi dengan melakukan strategi penanganan berdasarkan prioritas risiko. Pada penelitian ini dilakukan analisis risiko aliran supply chain menggunakan metode House of Risk (HOR) yang terdiri dari 2 fase. Pada HOR fase 1 dimulai dengan identifikasi risiko supply chain sesuai elemen Supply Chain Operations Reference (SCOR) yaitu plan, source, make, deliver, dan return. Kejadian risiko tersebut tentu dipicu oleh adanya agen risiko. Kemudian dilakukan penilaian severity (tingkat dampak) pada kejadian risiko, penilaian occurance (tingkat probabilitas) pada agen risiko dan correlation (hubungan) antara keduanya melalui diskusi dengan pihak perusahaan sehingga didapatkan nilai Aggregate Risk Potential (ARP). Pada HOR fase 2 dilakukan penyusunan strategi penanganan sesuai agen risiko potensial terpilih berdasarkan peringkat nilai ARP dan dianalisis dengan diagram Pareto. Setelah menyusun strategi penanganan, kemudian menghitung tingkat keefektifan strategi (total effectiveness), penilaian tingkat kesulitan strategi (degree of difficulty) dan menghitung rasio keefektifan berdasarkan kesulitannya (effectiveness to difficulty) jika strategi diterapkan. Kejadian risiko yang teridentifikasi yaitu 63 risiko yang terdiri dari 4 kejadian pada elemen plan, 18 kejadian pada elemen source, 15 kejadian pada elemen make, 19 kejadian pada elemen deliver dan 7 kejadian pada elemen return. Agen risiko yang teridentifikasi yaitu 43 agen risiko mulai dari proses pemesanan material sampai pada pendistribusian produk jadi ke customer. Berdasarkan peringkat nilai ARP dengan mempertimbangkan nilai severity, occurance dan correlation yang kemudian di analisis menggunakan diagram Pareto maka terpilih 9 agen risiko potensial. Strategi penanganan disusun agar dapat meminimasi nilai risiko yang disebabkan oleh 9 agen tersebut. Strategi penanganan yang direkomendasikan yaitu 15 strategi sesuai dengan urutan strategi yang paling efektif diterapkan di perusahaan karena telah disesuaikan dengan kondisi di perusahaan berdasarkan nilai effectiveness to difficulty.