Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Nangka (artocarpus heterophyllus) Terhadap Bakteri Vibrio harveyi Secara In Vitro

Main Authors: Qwintana E, Salsabila Qisti, Prof.Dr.Ir. Arief Prajitno, MS, Rani Yuwanita, S.Pi., M.P
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191182/1/Salsabila%20Qisti%20Qwintana%20E.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191182/
Daftar Isi:
  • Keberhasilan dalam sektor budidaya perikanan sangat dipengaruhi oleh berbagai aspek diantaranya kualitas benih ikan yang digunakan, sistem budidaya, lalu lintas/peredaran perdagangan ikan, kualitas lingkungan sekitar kawasan budidaya, peran serta atau aksesbilitas pembudidayaan ikan/udang ke institusi serta teknik pengendalian penyakit ikan. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri seperti contoh bakteri V. harveyi. Bakteri ini dapat menularkan penyakit pada biota yang dibudidayakan. Salah satu alternatif yang digunakan untuk mengatasi permasalahan penyakit tersebut yaitu dengan cara menggunakan antibiotik dari bahan alami daun nangka. Daun nangka mengandung antibakteri yaitu alkaloid, saponin, falvonoid, dan tanin. Penelitian dilakukan di Laboratorium Budidaya Ikan Divisi Penyakit dan Kesehatan Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2021 - April 2021. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penggunaan ekstrak daun nangka sebagai antibakteri terhadap bakteri V. harveyi. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimen. Metode eksperimen adalah metode untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu dalam kondisi yang terkendali. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Dosis perlakuan ekstrak daun nangka yaitu A (50 ppm), B (100 ppm), C (150 ppm), D (200 ppm), dan E (250 ppm). Hasil ini ditunjukkan adanya zona bening pada sekitar kertas cakram akibat dosis perlakuan yang diberikan. Dosis yang menghasilkan ukuran diameter zona bening tertinggi didapatkan dari perlakuan E (250 ppm) dengan rerata zona hambat 8,95 ± 0,90 mm. Dosis yang menghasilkan ukuran diameter zona bening terendah didapatkan dari perlakuan A (50 ppm) dengan rerata zona hambat 7,11 ± 0,19 mm. Hubungan antara dosis ekstrak daun nangka dengan ukuran diameter zona hambat menghasilkan kurva linier dengan persamaan y = 0,0012x + 7,0187 dan koefisien determinasi (R2) sebesar 0,7077. Kurva ini menunjukkan bahwa dosis perlakuan yang diberikan mengalami peningkatan pada zona hambat. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa ekstrak kasar daun nangka memiliki manfaat sebagai bioaktif alami terhadap bakteri V. harveyi. Ekstrak daun nangka memiliki sifat bakteriostatik atau bersifat menghambat pertumbuhan, hal ini ditunjukkan dari ukuran diameter zona hambat yang mengalami penurunan dari inkubasi 24 jam ke inkubasi 48 jam. Zona hambat yang tertinggi yaitu diperoleh pada dosis 250 ppm sebesar 8,95 ± 0,90 dan yang terendah terdapat pada dosis 50 ppm sebesar 7, 11 ± 0,19.