Hubungan Indeks Bakteri Dengan Kadar Serum Zink Pasien Morbus Hansen Tipe Multibasiler
Main Author: | Wilanti, Nesa Wike |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191173/1/Nesa%20Wike%20Wilanti.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191173/ |
Daftar Isi:
- Morbus Hansen (MH), penyakit infeksi bakteri kronis oleh Mycobacterium leprae yang menyerang terutama pada kulit dan saraf tepi, dengan spektrum klinis berdasarkan respon imunitas seluler host. Menurut WHO, Indonesia adalah negara dengan jumlah kasus MH terbesar nomor tiga di dunia pada akhir tahun 2016, dan Jawa Timur termasuk wilayah endemis. Respon imun seluler host yang rendah berkaitan dengan MH Tipe Multibasiler (MB) dan merupakan sumber utama infeksi karena jumlah bakteri tinggi, dan yang dinilai melalui pengukuran Indeks Bakteri (IB) dalam sediaan apusan sayatan kulit dengan nilai 0 sampai 6+ menurut Ridley dan Joplin. Pemeriksaan IB juga merupakan suatu bagian yang mendasar dalam menegakkan diagnosis Morbus Hansen Zink merupakan trace element penting yang menjadi komponen struktural atau katalitik utama dari ratusan enzim untuk kelangsungan hidup dari organisme, baik pada host maupun patogen, hingga terjadi persaingan antara host dan patogen untuk mengontrol ketersediaannya. Host dengan Nramp1 (Natural-Resistance-Associated Macrophage Protein 1) menahan serapan zink oleh patogen, sementara patogen menggunakan homolog Nramp (Mramp) dan P-type ATPases untuk serapan maupun untuk menetralisir efek racun dari zink di makrofag. Kadar serum zink yang lebih rendah pada MH tipe MB karena mekanisme redistribusi zink dari darah ke berbagai jaringan terkait pelepasan leucocyte endogenous mediator (LEM/IL1) sebab proses fagositosis terus menerus M. leprae oleh makrofag jaringan serta pemanfaatan zink oleh milyaran M. leprae dari sel host untuk pertahanan hidup patogen. Selain itu, defisiensi zink menyebabkan terganggunya sistem imunitas seluler yang penting untuk eliminasi bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui hubungan antara indeks bakteri dengan kadar serum zink pada pasien MH tipe MB. Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Jalan (IRJA) RSUD Dr. Saiful Anwar Malang dan RS Kusta Kediri dengan menggunakan desain penelitian potong lintang. Subyek penelitian dipilih secara consecutive sampling, dan memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi serta telah disetujui komisi etik penelitian RSUD dr. Saiful Anwar Malang dan RS Kusta Kediri sesuai Desklarasi Helsinski. Total terdapat 31 subyek mulai periode bulan Februari hingga Maret 2019 yang telah menandatangani informed consent, dan dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan apusan sayatan kulit dan pemeriksaan laboratorium darah termasuk kadar serum zink. Pemeriksaan laboratorium darah dilakukan di laboratorium sentral RSUD Dr. Saiful Anwar dan RS Kusta Kediri, sementara pemeriksaan kadar serum zink dilakukan di laboratorium Prodia menggunakan alat Inductively Coupled Plasma-Mass Spectrometer (ICP-MS). Data dianalisis menggunakan program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 24. Dari 31 subyek penelitian didapatkan nilai median indeks bakteri sebesar 3.5±2, dengan indeks bakteri terendah 1+ dan indeks bakteri tertinggi 6+. Rerata kadar serum zink adalah 61.81±13.28 μg/dL dengan kadar terendah 37.00 μg/dL dan tertinggi 94.00 μg/dL. Berdasarkan uji korelasi Spearman didapatkan nilai korelasi -0.557 (55.7%) dan nilai p = 0.001. Diisimpulkan terdapat korelasi signifikan antara indeks bakteri dan kadar serum zink dengan nilai keeratan kuat. Korelasi bersifat negatif, yaitu semakin tinggi indeks bakteri maka semakin rendah kadar serum zink.