Klasterisasi Daerah Penangkapan Perikanan Skala Kecil di Perairan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi Jawa Barat

Main Authors: Bijana, Mahesa, Ledhyane Ika Harlyan, S.Pi., M.Sc., Ph.D, Dr. Ali Muntaha, A.Pi., S.Pi., M.T
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191120/1/MAHESA%20BIJANA.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191120/
Daftar Isi:
  • Indonesia merupakan negara maritim yang didominasi oleh perikanan skala kecil, klasifikasi dari perikanan skala kecil adalah dari kondisi atau karakter usaha dari nelayan karena berperan sebagai operator usaha. Keterbatasan nelayan skala kecil mempengaruhi hasil tangkapan ikan, dibutuhkan informasi untuk mengetahui bagaimana pola distribusi suatu spesies ikan tertentu atau grup spesies, informasi tersebut akan digunakan dalam penentuan daerah penangkapan ikan oleh nelayan skala kecil. Informasi daerah penangkapan ikan dapat digunakan dalam kebijakan pengelolaan perikanan tangkap, dengan sistem pembatasan kuota tangkap. Untuk memperoleh informasi dengan pola distribusi jenis ikan spesies tertentu dibutuhkan yaitu metode klasterisasi yang disebut metode hierarchial clustering with bootstrap p-values. Klasterisasi daerah penangkapan ikan bertujuan untuk mengelompokan hasil pengamatan kedalam klaster yang memiliki kesamaan pada beberapa nilai dan variabel. Nelayan perikanan skala kecil di perairan Palabuhanratu melakukan operasi penangkapan ikan dalam berbagai waktu ada yang dimulai 1 hari melaut hingga 10 hari melaut. Terdapat beberapa alat tangkap di wilayah perairan Palabuhanratu yang menangkap berbagai jenis ikan, meliputi alat tangkap bagan, pancing tonda, pancing ulur, dan payang. Dari hasil analisis hasil data yang digunakan yaitu analisis keanekaragaman spesies, analisis klaster dan analisis spasial diperoleh bahwa terdiri dari 3 klaster. Terdapat beberapa titik penangkapan pada setiap klaster tersebut pada klaster 1 terdapat 3 titik hasil tangkapan, pada klaster ke 2 terdapat 13 titik penangkapan, dan pada klaster ke 3 terdapat 34 titik penangkapan. Pada klaster tersebut didapatkan hasil pola distribusi untuk ikan dominan pada perikanan skala kecil yang ada di perairan Palabuhanratu adalah spesies ikan petek (Leiognathidae sp.) dan ikan tongkol lisong (Auxis rochei.) dengan nilai laju pertumbuhan 0,47 dan 0,53 pertahun. Hal ini menunjukkan laju pertumbuhan ikan petek dan tongkol lisong yang lambat. Informasi menengenai klaster dan daerah penangkapan ikan tersebut, dapat digunakan untuk menentukan daerah penangkapan ikan (DPI) perikanan skala kecil yang ada di wilayah Palabuhanratu dengan melihat sebaran atau pola distribusinya dan dapat digunakan dalam implementasi kebijakan perikanan tangkap dengan sistem pembatasan kuota tangkap pada spesies target nelayan skala kecil. Perlu dilakukan analisis temporal untuk mengetahui titik DPI pada setiap klaster agar lebih akurat.