Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Lele (Clarias Sp) Pada Kampung Lele Di Desa Tales, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur
Main Authors: | Pasaribu, Kevin, Dr.Ir. Agus Tjahjono, MS |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191108/1/KEVIN%20PASARIBU.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191108/ |
Daftar Isi:
- Usaha Budidaya Ikan Lele pada Kampung Lele adalah usaha budidaya ikan lele yang melakukan kegiatan budidaya ikan lele di Desa Tales, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Produk yang dihasilkan dari Usaha Budidaya Ikan Lele pada Kampung Lele adalah ikan lele. Penelitian ini berfokus pada budidaya ikan lele di Kampung Lele yang merupakan salah satu usaha budidaya ikan lele yang terbesar di daerah kediri dan sekitarnya. W Usaha Budidaya Ikan Lele pada Kampung Lele terletak di Kecamatan Ngadiluwih. Wilayah yang sangat strategis, suhu yang sejuk, sumber air yang memadai menjadikan wilayah ini sangat baik untuk menjadi tempat usaha budidaya ikan lele. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Menganalisis kondisi usaha budidaya ikan lele pada kampung lele yang ditinjau dari aspek teknis, aspek manajemen, aspek pemasaran, aspek hukum, dan aspek lingkungan. (2) Menganalisis kelayakan finansiil usaha budidaya ikan lele pada kampung lele. (3) Mengetahui faktor penghambat dan pendukung budidaya ikan lele pada kampung lele. Jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Sumber data dari penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data pada penelitian ini ada 2 yaitu analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Analisis data kualitatif melakukan analisis pada aspek non finansiil yang terdiri dari profil usaha, aspek teknis, aspek manajemen, aspek pemasaran, aspek lingkungan dan aspek hukum. Aspek teknis meliputi sarana yang terdiri dari kolam beton, jirigen, seser, serok, keranjang, jaring, pompa air, pakan, obat-obatan, vitamin dan lain-lain sedangkan prasarana terdiri dari listrik, sumber air, akses jalan dan sistem komunikasi lalu ada proses produksi dengan langkah-langkah seperti persiapan kolam, penebaran bibit ikan lele, pemberian pakan, dan pemanenan ikan lele. aspek manajemen terdiri dari perencanaan yang meliputi perencanaan aspek non finansiil dan aspek finansiil, pengorganisasian terdapat struktur organisasi yang baik sehingga fungsi dan tugas berjalan dengan baik, pergerakan seperti memberikan motivasi, memberikan bonus kepada karyawan dan hubungan pemilik dan karyawan seperti hubungan kekeluargaan dan pengawasan yang dilakukan mengawasi kegiatan budidaya ikan lele mulai dari pembesaran hingga menjual hasil panen ke konsumen. Aspek pemasaran meliputibauran pemasaran terdapat produk yang dijual ikan lele, harga Rp 17.000/Kg, tempat di Jl Dusun, RT.01/RW. 04, Desa Tales, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, promosi yang dilakukan melalui sosial media. saluran pemasaran yang dilakukan usaha bdudiaya ikan lele menjual ikan lele ke pedagang lalu pedagang menjual ke konsumen dan margin pemasaran terdapat perbedahan harga seperti usaha menjual ikan lele ke pedagang dengan harga Rp 17.000 lalu pedagang ke konsumen dengan harga Rp 20.000 dan Rp 21.000. Aspek lingkungan pada usaha budidaya ikan lele dikatakan layak karena tidak mencemari lingkungan dan tidak memberikan dampak buruk kepada masyarakat karena limbah usaha yang dibuang akan melewati sebuah pipa yang sudah disediakan di kolam dan limbah usaha akan di teruskan pertanian warga. Aspekvii hukum usaha budidaya ikan lele dikatakan layak karena usaha sudah berbadan hukum dan usaha memiliki surat-surat seperti surat izin usaha perdagangan (SIUP) dan Tanda Daftar Perusahaan (TDP). Analisis data kuantitatif melakukan analisis data pada aspek finansiil terdiri dari analisis jangka pendek dan analisis jangka panjang. Analisis jangka pendek pada usaha budidaya ikan lele terdiri dari modal tetap sebesar Rp 148.655.000, modal lancar sebesar Rp 108.180.000, modal kerja sebesar Rp 133.546.000, biaya tetap sebesar Rp 111.131.000, biaya variabel sebesar Rp 108.180.000, biaya total sebesar Rp 219.311.000, penerimaan sebesar Rp 620.500.000, R/C ratio sebesar 2,8, keuntungan sebesar Rp 401.189.000, REC sebesar 126,6%, BEP unit 7.917 kg, BEP sales Rp 133.892.771. NPV sebesar Rp 1.513.528.098, Net B/C 11,18, IRR 269%, PP 0,39, analisis sensitivitas dengan asumsi biaya naik 160% didapatkan hasil NPV Rp 54.731.124, Net B/C 1,24, IRR 15%, PP selama 3,13 tahun. Asumsi benefit turun 55% didapatkan hasil NPV Rp 75.953.648, Net B/C 1,51, IRR 25,10%, PP selama 2,63 tahun. Asumsi biaya naik 60% dan benefit turun 35% didapatkan hasil NPV Rp 44.417.365, Net B/C 1,30, IRR 18%, PP selama 3,01 tahun. Faktor pendukung pada usaha budidaya ikan lele terdiri dari akses jalan, masyarakat, sumber air, tempat/lokasi, cuaca, sarana dan prasarana. Faktor penghambat pada usaha budidaya ikan lele terdiri dari cuaca, penyakit ikan, kematian saat dikirim ke pasar, dan predator. Saran yang dapat peneliti berikan yaitu dalam menjual ke pasar diharapkan usaha tersebut menggunakan plastik yang berisikan oksigen agar ikan lele tidak mati dan juga memperluas daerah pemasaran usaha budidaya ikan lele. Diharapkan pemerintah kabupaten kediri perlu adanya peningkatan kualitas SDM yaitu dengan cara memberikan pelatihan khusus untuk mengembangkan budidaya dan mendapatkan pengetahuan tentang budidaya ikan lele yang lebih luas sehingga dapat meningkatkan produktivitas usaha budidaya ikan lele.