Profil Kelimpahan Perifiton pada Budidaya Sistem Intensif Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) di Kolam Indoor dan Outdoor

Main Authors: Suci, Indriani Eka, Dr. Ir. Mohamad Fadjar, M.Sc, Nasrullah Bai Arifin, S.Pi., M.Sc
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2021
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191094/1/Indriani%20Eka%20Suci.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191094/
Daftar Isi:
  • Udang merupakan komoditas unggulan ekspor. Sistem budidaya yang digunakan untuk budidaya udang vaname terdapat tiga jenis sistem budidaya tradisional, semi intensif, dan intensif. Budidaya udang vaname dengan sistem intensif di Indonesia hingga kini telah berkembang dan menggunakan berbagai jenis kolam yaitu kolam tertutup (indoor) dan kolam terbuka (outdoor). Kedua jenis kolam tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Perbedaan intensitas cahaya yang masuk berpengaruh terhadap organisme di dalamnya, salah satunya adalah perifiton. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan kolam indoor dan outdoor terhadap profil kelimpahan perifiton pada budidaya udang vaname secara intensif. Penelitian ini dilaksanakan di Instalasi Budidaya Laut (IBL) Prigi, Trenggalek, Jawa Timur. Sampel perifiton, kualitas air, dan klorofil a diamati di Laboratorium Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perikanan Air Tawar Sumber Pasir Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif komparatif dan Uji T. Data kualitas air, klorofil-a, dan data perifiton dibandingkan antara kolam indoor dan kolam outdoor. Parameter kualitas air dan klorofil-a dibandingkan menggunakan Uji T. Kualitas air yang diujikan yaitu suhu, kecerahan, pH, salinitas, oksigen terlarut, amonia, nitrat, nitrit, orthofosfat, dan TOM (Total Organic Matter). Hasil uji T yang didapatkan menunjukkan bahwa penggunaan kedua kolam yang berbeda mendapatkan hasil < 0,05. Hasil tersebut menunjukan adanya pengaruh signifikan terhadap penggunaan jenis kolam yang berbeda. Hasil penelitian pada penggunaan jenis kolam yang berbeda juga berpengaruh terhadap kelimpahan perifiton. Kelimpahan perifiton terendah didapatkan masa pemeliharaan hari ke 7 terdapat di kolam B3 yaitu 2209 ind/cm2 dan tertinggi pada kolam A2 masa pemeliharaan hari ke 7 yaitu 3934 ind/cm2. Kelimpahan perifiton terendah pada masa pemeliharaan hari ke 56 terdapat di kolam B1 yaitu 5884 ind/cm2 dan kelimpahan tertinggi pada masa pemeliharaan ke 56 terdapat pada kolam A1 masa pemeliharaan yaitu 8064 ind/cm2. Faktor yang mempengaruhi lebih tinggi kelimpahan perifiton di kolam indoor yaitu lebih tingginya rata-rata nitrat dan fosfat. Kedua faktor tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi pertumbuhan perifiton. Kelimpahan perifiton pada masa pemeliharaan ke 7 masih rendah dikarenakan masih belum banyak perlakuan yang diberikan sehingga belum banyak nutrien yang tersedia. Terdapat 5 jenis perifiton yang ditemukan pada saat penelitian yaitu Bacillariophyta, Charophyta, Chlorophyta, Cyanobacteria, dan Ochrophyta. Indeks keanekaragaman yang didapat saat penelitian merupakan indeks keanekaragaman sedang. Indeks keanekaragaman pada kolam indoor berkisar antara 1,85 – 2,58 dan pada kolam outdoor berkisar antara 1,89 – 2,72. Indeksv keseragaman pada kolam indoor berkisar antara 0,88 – 0,98 dan pada kolam outdoor berkisar antara 0,88 – 0,99. Indeks keseragaman yang didapatkan pada saat penelitian merupakan keseragaman jenis tinggi. Nilai indeks dominansi yang didapatkan pada saat penelitian ≤ 1. Indeks dominansi pada kolam indoor berkisar antara 0,08 – 0,17 dan pada kolam outdoor berkisar antara 0,07 – 0,18. Dari data yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa tidak ada spesies yang mendominasi baik dikolam indoor maupun kolam outdoor.