Peran Modal Sosial Masyarakat Dalam Pengembangan Ekowisata Air Terjun Mauhalek Di Kabupaten Belu
Main Author: | Klau, Nopriyan Petrus |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191067/1/NOPRIYAN%20PETRUS%20KLAU.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/191067/ |
Daftar Isi:
- Di wilayah Nusa Tenggara Timur, destinasi wisata mulai berkembang secara pesat, selaras dengan era globalisasi yaitu peningkatan teknologi dan komunikasi yang ada di wilayah ini. Ada beberapa tawaran destinasi wisata yang sangat beragam, mulai dari wisata pegunungan, satwa, bahari, agro. Di Kabupaten Belu terdapat salah satu wisata air terjun Mauhalek yang berada di Kecamatan Lasiolat Desa Raiulun, Potensi dan keindahan air terjun Mauhalek tidak terlepas dari peran masyarakat sekitar dalam menjaga kelestarian air terjun Mauhalek ini dengan berbagai aturan-aturan adat yang telah ada sejak jaman dahulu serta aturan tersebut diturun temurunkan sampai saat ini. Tradisi yang dilakukan masyarakat lokal dalam menjaga kelestarian alam dengan upacara adat maupun aturan aturan serta pemberian sanksi kepada yang melanggar merupakan suatu tradisi yang perlu dikembangkan sehingga dapat mempertahankan kelestarian alam Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi keadaan dan bentuk modal sosial masyarakat sekitar air terjun Mauhalek, mengidentifikasi peran modal sosial dalam pengembangan ekowisata air terjun Mauhalek. Penelitian ini mengidentifikasi 4 variabel dan 19 indikator dengan menggunakan pendekatan fenomenologi dengan faktor penting modal sosial serta produk dan jasa dari air terjun Mauhalek. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam terhadap orang orang yang berkepentingan didalam pengelolaan air terjun Mauhalek dan observasi sedangkan data sekunder diperoleh dari dokumen- dokumen di instansi atau lembaga terkait. Dari hasil penelitian di dapat Keadaan sosial masyarakat sekitar air terjun Mauhalek, Mereka memiliki jenis kehidupan berkelompok yang dinamakan suku di desa Raiulun terdapat 11 suku dari 875 penduduk, Keadaan ekonomi masyarakat desa Raiulun pada umumnya bekerja sebagai petani. Dalam satu tahun, produksi pertanian yang bisa dihasilkan adalah 3.399 – 7.585 ton/tahun. Keadaan lingkungan di desa Raiulun terdapat sumber air bersih yang cukup tersedia untuk masyarakat, sumber mata air ini berasal dari sumber mata air siata yang masih terjaga kelestariannya dilihat dari masih banyak pepohonan besar disekitar mata air. Data yang diambil terdapat ± 14 jenis vegetasi pohon yang terdapat pada mata air ini. xi Berbagai aturan adat dalam menjaga air terjun Mauhalek yang masih ada sampai saat ini salah satunya adalah ukum badu (pelarangan menebang pohon dan mengabil buah yang ada disekitar hutan mauhalek). Kepercayaan yang tinggi terhadap mitos dan aturan aturan yang diteruskan oleh pemimpin adat (kepala suku) yang membuat masyarakat desa Raiulun masih menjaga kelestarian air terjun Mauhalek. Dalam pengembangan air terjun Mauhalek, masyarakat desa Raiulun melalui pemerintah desa membuat suatu organisasi resmi yaitu BUMDes sebagai wadah resmi dalam pengelolaan air terjun Mauhalek. Tingkat modal sosial masyarakat mempengaruhi keberhasilan pengembangan wisata air terjun Mauhalek, Dilihat dari beberapa norma yang telah ada sejak jaman dahulu serta didukung oleh kepatuhan masyarakat desa Raiulun dalam mematuhi aturan adat yang telah ada membuat wisata air terjun ini tetap terjaga keaslian dan keidahannya, Kemauan untuk mengembangkan air terjun Mauhalek masyarakat desa Raiulun yang tergabung dalam kelompok BUMDes mengelola dan mengembangkan air terjun Mauhalek dengan pendapatan yang mereka dapatkan dengan menambah fasilitas dan layanan lainnya.