Hubungan antara Sindrom Metabolik dengan Kejadian BPH di RSUD dr. Saiful Anwar Malang
Main Authors: | Wibowo, Hafizh Ananda, dr. Taufiq Nur Budaya, Sp.U (K), dr. Ardian Rizal, Sp.JP (K), FIHA |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2022
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190979/1/Hafizh%20Ananda%20Wibowo.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190979/ |
Daftar Isi:
- Latar Belakang: Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) adalah diagnosis histologis ditunjukkan dengan proliferasi yang terjadi pada otot halus dan sel epitel pada zona transisi prostat. Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS) adalah saluran kemih bagian bawah yang sering ditemukan pada laki-laki usia lanjut yang dapat disebabkan oleh BPH, yang menimbulkan Benign Prostatic Obstruction (BPO). BPH sering ditemukan pada laku-laki usia lanjut yang disebabkan pertumbuhan kelenjar prostat secara tidak terkontrol namun tidak ganas. Secara umum, angka kejadian BPH di dunia sebesar 50% pada laki-laki berusia 60 tahun atau lebih. Salah satu dari banyak penelitian mengenai teori faktor risiko BPH menyebutkan terdapat hubungan antara sindrom metabolik terhadap tingkat keparahan BPH. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mengurangi prevalensi kejadian BPH. Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sindrom metabolik dengan Benign Prostatic Hyperplasia di Rumah Sakit Daerah Saiful Anwar Malang. Metode: Studi yang digunakan pada penelitian ini adalah studi obervasional analitik dan menggunakan desain penelitian case control di RSUD dr. Saiful Anwar Malang. Data diperoleh dari rekam medis pasien yang merupaka data sekunder. Data didapatkan sebanyak 90 pasien, dan dianalisis menggunakan metode Chi Square dan Regresi Logistik. Hasil dan Pembahasan: Hasil dari penelitian diketahui pasien BPH dengan hipertensi merupakan jumlah kategori terbanyak sebanyak 34 orang (75,56%), diantara kategori glukosa darah puasa, indeks massa tubuh, dan sindrom metabolik. Pada uji chi-square didapatkan indeks massa tubuh dan tekanan darah memiliki hubungan signifikan terhadap BPH dengan kedua p-value 0,046; OR (95%Cl) = 2,473 (1,006 – 6,075). Pada uji regresi logistik didapatkan kategori glukosa darah puasa, tekanan darah, dan indeks massa tubuh memiliki pengaruh signifikan terhadap BPH. Kesimpulan: Kesimpulannya adalah adanya hubungan tidak signifikan antara sindrom metabolik dengan kejadian Benign Prostatic Hyperplasia.