Strategi Penghidupan Berlanjut Masyarakat Desa Hutan Berdasarkan Livelihood Asset Yang Dimiliki (Studi Kasus Di Desa Tawangargo Kabupaten Malang)

Main Author: Wijayanto, Hari Wahyu
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190947/1/HARI%20WAHYU%20WIJAYANTO.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190947/
Daftar Isi:
  • Hutan merupakan bagian dari ekosistem yang memiliki manfaat penting dalam pembangunan dan juga kehidupan manusia, meliputi fungsi ekologi untuk tempat berlangsungnya yang namanya siklus ekologis yang berasal dari komponen air serta kehidupan flora dan fauna dan memiliki fungsi sosial dan ekonomi masyarakat disekitarnya dan secara langsung saling berkaitan. Kebutuhan hidup masyarakat menjadi semakin luas tidak hanya untuk memenuhi kehidupan masyarakat sehari-hari, tapi juga berkembang untuk memperoleh sesuatu hasil lebih baik dengan berupaya mengembangkan alternatif lain dari strategi penghidupan yang berkaitan dengan penggunaan sumberdaya hutan, untuk itu dalam aktivitasnya perlu adanya kebijaksanaan dari masyarakat sekitar hutan agar aktivitas mata pencahariannya berkelanjutan. Keberadaan masyarakat desa tepi hutan salah satunya berada di wilayah sekitar hutan yang dikelola oleh Universitas Brawijaya dan dikenal dengan sebutan UB forest, yang terletak di Desa Tawangargo Kabupaten Malang. Penelitian ini berusaha untuk mengetahui strategi penghidupan berlanjut masyarakat sekitar hutan UB forest berdasarkan livelihood asset yang dimilikinya. Tujuannya penelitian ini adalah mengidentifikasi ragam penghidupan berlanjut masyarakat sekitar hutan UB forest di Desa Tawangargo Kabupaten Malang, Livelihood Asset yang terdapat di Desa Tawangargo yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang penghidupannya, dan strategi penghidupan berlanjut berdasarkan Livelihood Asset yang dimiliki masyarakat sekitar hutan UB forest Desa Tawangargo Kabupaten Malang dan keberlanjutannya. Metode analisis data memakai pendekatan kuantitatif serta kualitatif. Analisis data secara kuantitatif menggunakan deskriptif statistik dan menggunakan Structure Equation Modelling – Partial Least Squares (SEM-PLS). Sedangkan analisis data dengan pendekatan kualitatif digunakan untuk mengindentifikasi strategi penghidupan berlanjut. Berdasarkan hasil identifikasi ragam penghidupan berlanjut masyarakat sekitar hutan UB forest di Desa Tawangargo Kabupaten Malang melalui analisis SEM dihasilkan bahwa aset yang meliputi modal manusia, alam, sosial, finansial, dan fisik) memiliki pengaruh positif dalam pemilihan ragam penghidupan baik secara langsung maupun tidak langsung. Saat pendapatan sudah melebihi kebutuhan sehari-hari, masyarakat cenderung memilih strategi konsolidasi, memanfaatkan jaringan, akumulasi, diversifikasi atau kompensasi atau kombinasi dari beberapa strategi tersebut. Strategi survival hanya dilakukan bila pendapatan masih rendah serta cukup digunakan dalam memenuhi kebutuhannya masyarakat sehari-hari. Berdasarkan hasil identifikasi Livelihood Asset yang terdapat di Desa Tawangargo yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang penghidupannya diketahui bahwa Modal manusia memiliki kategori tinggi, modal alam dan modal sosial memiliki kategori sedang, sedangkan modal finansial dan modal fisik memiliki ix ix kategori rendah. Masyarakat memiliki akses yang tinggi terhadap modal manusia yaitu keterampilan, kesehatan dan motivasi/pengalaman. Keterampilan dalam bertani, kondisi kesehatan dan juga motivasi/pengalaman yang baik membuat masyarakat di daerah penelitian menghasilkan pendapatan. Modal manusia inilah yang menjadi modal dasar masyarakat di daerah penelitian untuk bertahan hidup. Berdasarkan identifikasi strategi penghidupan berlanjut berdasarkan Livelihood Asset yang dimiliki masyarakat sekitar hutan UB forest Desa Tawangargo Kabupaten Malang dan keberlanjutannya disimpulkan bahwa masyarakat sebagian besar menggunakan startegi konsolidasi. Secara kumulatif strategi konsolidasi masyarakat tertinggi dengan persentase 42,86%, diversifikasi 27,62%, bertahan hidup 24,76%, kompensasi 2,86% dan akumulasi 1,9%. Masyarakat menerapkan strategi konsolidasi dengan memanfaakan sumberdaya alam yang ada yaitu lahan perhutani dan pekarangan tidak hanya digunakan memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari tetapi juga digunakan untuk menabung dan membeli keperluan yang lain seperti perabotan dan biaya pendidikan.