Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Hias Mas Koi (Cyprinus Carpio) Pada Kelompok Perikanan Mina Jaya Lestari, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Bayuwangi, Jawa Timu
Main Authors: | Sole, Achmad Alfian, Prof. Dr. Ir. Mimit Primyastanto,, MP, Wildan Al farizi, SE., M. Lin |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2021
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190933/1/Achmad%20Alfian%20Soleh.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190933/ |
Daftar Isi:
- Kabupaten Banyuwangi juga memiliki potensi yang sangat besar di sektor ikan hias. Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya komunitas ikan hias yang bermunculan di Kabupaten Banyuwangi. Ikan hias memang patut dikembangkan karena memiliki peminat tersendiri yang jumlahnya tidak sedikit. Selain itu, ikan hias juga mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi sehingga sangat berpotensi dijadikan sebagai peluang usaha bagi masyarakat jika terus ditekuni. Salah satu ikan hias yang banyak diminati adalah ikan Koi. Ikan hias Koi atau Nishikigoi sebagai salah satu ikan hias yang banyak diminati karena keindahan bentuk badan serta warnanya, dan dipercaya membawa keuntungan oleh para pecinta koi di Indonesia. Komoditas Koi di Indonesia sebagai salah satu komoditas ikan hias unggulan cukup berkembang pesat belakangan ini, terutama pada beberapa daerah seperti Sukabumi, Cianjur, Jakarta Barat, Blitar, dan Makassar. Hal tersebut diduga karena budidaya koi di Jepang yang merupakan negara pembudidaya koi terbesar di dunia, mulai terkendala lahan sehingga peluang budidaya di Indonesia masih cukup besar untuk meraih potensi pasar yang terus meningkat. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kelompok Perikanan Mina Jaya Lestari, Desa Jambewangi, Kecamatan Sempu, Banyuwangi, Jawa Timur pada bulan Mei 2021 hingga Juni 2021. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi kelayakan non-finansial usaha, menganalisis kondisi kelayakan finansial usaha, dan manganilisis sensitivitas usaha. Penelitian ini menggunakan dua metode penelitian yaitu deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Data primer didapatkan melalui kegiatan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan data sekunder didapatkan dari data Badan Pusat Statistik (BPS), hasil penelitian terdahulu, jurnal ilmiah, dan buku. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu analisis data kualitatif untuk aspek non-finansial dan analisis data kuantitatif untuk aspek finansial dan sensitivitas usaha. Penelitian ini menggunakan bantuan software berupa Microsoft Excel untuk menghitung aspek finansial dan sensitivitas usaha. Keadaan umum lokasi penelitian usaha budidaya ikan hias Mas Koi (Cyprinus Carpio) Pada Kelompok Perikanan Mina Jaya Lestari meliputi letak geografis dan topografis lokasi penelitian, keadaan umum penduduk, sejarah dan perkembangan lokasi penelitian. Kondisi kelayakan usaha budidaya ikan hias Mas Koi (Cyprinus Carpio) Pada Kelompok Perikanan Mina Jaya Lestari dari segi non-finansial yaitu aspek teknis meliputi sarana dan prasarana, pengadaan bahan baku, dan proses produksi. Aspek manajemen meliputi perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengawasan. Aspek pemasaran yang terdapat pada Kelompok Perikanan Mina Jaya Lestari terdiri dari strategi pemasaran, bauran pemasaran dan saluran pemasaran. Pada aspek sosial ekonomi kelompok memberikan santunan kepada fakir miskin dan anak yatim setiap tahunnya. Pada aspeklingkungan Kelompok Perikanan Mina Jaya Lestari langsung membuang limbah ke aliran sungai sehingga dalam jangka panjang akan berdampak pada lingkungan. Pada aspek hukum kelompok telah memiliki dokumen resmi yang diterbitkan berupa Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-0056567.AH.01.07.Tahun 2016 Tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Kelompok Perikanan Mina Jaya Lestari. Pada aspek kelembagaan terjalin kerjasama antara kelompok dengan petani ikan yang berada di dekat lokasi budidaya. Menunjukkan bahwa usaha ini baik dan layak untuk dijalankan. Namun terdapat beberapa hal yang perlu dievaluasi dan dilakukan perbaikan untuk kedepannya. Kondisi kelayakan usaha budidaya ikan hias Mas Koi (Cyprinus Carpio) Pada Kelompok Perikanan Mina Jaya Lestari dari segi finansial juga menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Modal usaha yang digunakan sebesar Rp. 216.654.000. Dalam satu tahun, biaya produksi yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp. 77.198.000, penerimaan usaha sebesar Rp. 776.500.000, nilai R/C rasio sebesar 10,05 (menguntungkan), keuntungan usaha sebesar Rp.699.302.000 dan membayar zakat sebesar Rp.17.482.550 sehingga keuntungan setelah zakat yaitu Rp 681.819.450, BEP sales sebesar Rp. 31.959.876,3 dan BEP unit ikan grade D sebesar 489 ekor, BEP unit ikan grade C sebesar 53 ekor, BEP unit ikan grade B sebesar 7 ekor, BEP unit ikan grade A sebesar 1 ekor, serta nilai rentabilitas sebesar 883,20% (layak). Sedangkan hasil analisis finansial jangka panjang menunjukkan bahwa usaha ini layak dijalankan dengan nilai NPV sebesar Rp. 3.722.221.733, Net B/C sebesar 18,18, IRR sebesar 323%, dan PP sebesar 0,35 tahun. Analisis sensitivitas pada usaha budidaya ikan hias Mas Koi (Cyprinus Carpio) Pada Kelompok Perikanan Mina Jaya Lestari menggunakan 5 Skenario keadaan yaitu Skenario 1 (biaya naik menjadi 150%), Skenario 2 (benefit turun menjadi 30%), Skenario 3 (biaya naik menjadi 155% dan benefit turun menjadi 28%), dan Skenario 4 (biaya naik menjadi 200% dan benefit turun sebesar 25,7%). Keempat skenario ini menunjukkan bahwa pada kondisi tersebut usaha layak untuk dijalankan. Sedangkan Skenario 5 (biaya naik menjadi 200% dan benefit turun menjadi 25%) menunjukkan bahwa pada kondisi tersebut usaha tidak layak untuk dijalankan atau dilanjutkan. Saran yang dapat diberikan oleh penulis kepada pemerintah yaitu Perlu adanya bantuan sarana untuk meningkatkan produksi ikan hias agar penjualan ikan hias dapat terus meningkat dan perlu adanya dukungan pada setiap acara yang diselenggarakan agar dapat semakin berkembang. Saran untuk lembaga akademis yaitu perlu dilakukan penelitian laboratorium untuk penanganan ikan yang mati karena faktor cuaca dan penyakit yang terjadi pada ikan koi. Saran untuk ketua kelompok perikanan yaitu di atas kolam diberi atap berupa paranet terutama saat musim hujan. Dalam aspek lingkungan disarankan pembuatan instalasi untuk limbah agar tidak merusak lingkunga