Fraksi Dan Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kersen (Muntingia Calabura L.) Terhadap Histopatologi Hati Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Yang Diinfeksi Aeromonas Hydrophila
Main Author: | Fariestha, Gede Angga Krishna |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190921/1/GEDE%20ANGGA%20KRISHNA%20FARIESTHA.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190921/ |
Daftar Isi:
- Budidaya ikan secara intensif memberikan keuntungan yang besar bagi pembudidayanya, namun berdampak negatif apabila tidak ditangani dengan baik terhadap usaha budidaya khususnya terhadap kesehatan ikan yang dibudidaya. Tingginya padat tebar, pakan, dan rusaknya kualitas air menyebabkan ikan sangat rentan terserang penyakit patogen. Salah satu penyakit yang menyerang ikan mas yaitu bakteri Aeromonas hydrophila Patogenitas bakteri Aeromonas hydrophila sangat berbahaya untuk ikan. Ikan yang sudah terkena bakteri ini akan terlihat dari gejala-gejala eksternal seperti kulit dan insang tampak keputihan dan pucat, luka pada tubuh ikan, terjadi hemorhagik, hipertrofi, hiperflasia dan nekrosis pada tubuh ikan terutama pada organ hati dan terjadinya geripis pada sirip. Setelah terjangkit secara akut, ikan akan kehilangan keseimbangan dan terjadi kematian. Hal ini, perlunya tindakan preventif pada ikan yang terserang bakteri Aeromonas hydrophila, yang salah satunya pengobatan. Berdasarkan pernyataan diatas, maka perlunya penanganan efektif, optimal dan ramah lingkungan yang tidak menyebabkan resistensi bakteri, yaitu menggunakan bahan alami, yang salah satunya menggunakan ekstrak dari daun kersen (Muntingia calabura L.). Beberapa riset yang dilakukan, daun kersen (Muntingia calabura L.) memiliki kelebihan dibanding dengan bagian tubuh tumbuhan kersen lainnya karena daunnya mengandung lebih banyak senyawa antibakteri dan antioksidan. Daun kersen memiliki senyawa yang seperti flavonoid, tannin, polifenol, saponin dan komponen-komponen lainnya yang berpotensial sebagai antibakteri serta menjadi antioksidan yang baik untuk penanganan penyakit akibat serangan bakteri. Penggunaan daun kersen (Muntingia calabura L.) diharapkan menjadi salah satu alternatif untuk pengobatan pada kegiatan budidaya perikanan. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemberian senyawa aktif fraksi daun kersen (Muntingia calabura L.) yang memiliki sifat antibakteri terhadap Aeromonas hydrophila. Menganalisis daya hambat bakteri yang diaplikasikan senyawa aktif ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L.) serta menganalisis pengaruh pemberian ekstrak daun kersen (Muntingia calabura L.) terhadap ikan mas (Cyprinus carpio) terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila dilihat dari kelulushidupan dan kerusakan histopatologi hati. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2018 sampai Oktober 2018 di Laboratorium Penyakit dan Kesehatan Ikan (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang), Laboratorium Taksonomi, Struktur dan Pengembangan Tanaman (Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA), Universitas Brawijaya Malang), Laboratorium Kimia Organik (Fakultas Sains dan Teknologi (Saintek), Universitas Islam Negeri Malang) dan Laboratorium Histopatologi (Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya Malang). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental yang dilakukan untuk menguji secara langsung hubungan variabel satu dengan variabel lain dan menguji suatu dugaan hubungan sebab-akibat dengan menggunakan rancangan vi acak lengkap (RAL). Proses ekstraksi menggunakan tiga pelarut yaitu etanol 96%, etil asetat dan kloroform yang bertujuan untuk mengetahui hasil terbaik dalam uji fitokimia dari ketiga pelarut tersebut. Fraksinasi menggunakan eluen metanol:etil asetat (1:8) untuk pengujian kromatografi kolom. Setelah difraksinasi, dicari fraksi terbaik melalui uji cakram. Setelah itu dilakukan karakterisasi dengan instrumen UV-Vis, FT-IR dan GC-MS. Kemudian dilanjutkan dengan bioinformatika. Untuk pengujian in-vitro dilakukan pengujian MIC (Minimum Inhibitory Concentration) dan uji cakram. Sedangkan uji in-vivo diamati gejala klinis ikan, kerusakan histopatologi hati ikan dan kelulushidupan ikan. Untuk kualitas air diuji pengamatan pH, suhu, dan oksigen terlarut. Hasil yang didapat yaitu ekstrak daun kersen menggunakan etanol 96% sebagai pelarut terbaik karena hasil uji fitokimia didapatkan senyawa flavonoid, saponin, tanin, triterpenoid dan alkaloid. Hasil dari fraksinansi ditemukan 5 fraksi ekstrak dan fraksi ke-3 didapatkan terbaik karena mampu menghambat pertumbuhan A. hydrophila dengan diameter zona hambat 7,97 mm. Melaluli uji UV-Vis, FTIR dan GCMS diketahui fraksi ke-3 mengandung senyawa fenol dan turunannya melalui daerah serapan dan gugus fungsi yang ditemukan dari grafik yang dianalisis. Hasil MIC didapatkan 125 ppm merupakan konsentrasi minimal untuk menghambat bakteri karena nilai arsobansinya mendekati kontrol positif dan melalui uji cakram 175 ppm didapatkan hasil yang terbaik dengan rerata diameter zona hambat 11,22 mm. Hasil uji LC50 didapatkan 200 ppm sudah dikatakan toksik karena membunuh ikan sebelum 24 jam. Uji LD50 didapatkan 107 sebagai dosis untuk infeksi pada uji in-vivo. Hasil gejala klinis kerusakan-kerusakan pada bagian tubuh ikan mas seperti sirip terutama pada sirip ekor dan sirip dorsal, lesi, kerusakan tutup operkulum, insang memucat, sisik mengelupas, perut membuncit, terdapat benjolan yang mengeluarkan nanah, pendarahan, warna pucat dan beberapa bintik/bercak merah di sekitar tubuh ikan. Hasil analisa kelulushidupan didapatkan 175 ppm (perlakuan C) sebagai nilai terbaik yaitu 86,67%. Analisis histopatologi hati ditemukan kerusakan hipertrofi dan nekrosis. Melalui pengobatan didapatkan perlakuan C (175 ppm) dengan nilai terbaik sebagai dosis maksimal, karena didapatkan nilai kerusakan paling rendah dibandingkan dari 2 perlakuan lainnya tanpa menyebabkan kematian yang tinggi pada ikan uji. Analisa kualitas air didapatkan pH 7-7,6; suhu 22-24,1 0C dan oksigen terlarut sebesar 4,4-5,3 mg/L. Nilai-nilai tersebut masih dikatakan normal sebagai tempat hidup ikan mas yang berasal dari Batu, Malang, Jawa Timur.