Ekstrak Kasar Mikroalga Laut Chlorella Vulgaris Sebagai Inducer Anti-Inflamasi Cluster Heat Shock Protein Pada Ikan Kerapu Cantang (Epinephelus Sp.) Yang Diinfeksi Viral Nervous Necrosis (Vnn)

Main Author: Masitha, Amira
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190889/1/AMIRA%20MASITHA.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190889/
Daftar Isi:
  • Budidaya ikan kerapu saat ini masih menjadi pilihan karena ikan jenis ini memiliki nilai ekonomis di pasar internasional. Salah satu kerapu yang dibudidayakan di Indonesia adalah kerapu cantang. Kerapu cantang merupakan hasil persilangan antara ikan kerapu macan dengan ikan kerapu kertang (Epinephelus lanceolatus). Ikan kerapu cantang saat ini memiliki nilai yang tinggi baik di Internasional dan pasar lokal. Namun, kerapu cantang hibrida ini mengalami penurunan produksi akibat beberapa tekanan lingkungan termasuk buruknya kualitas air sehingga ikan kerapu cantang dari waktu ke waktu rentan terhadap infeksi virus, bakteri, stres yang mengakibatkan buruknya pertumbuhan dan akhirna mengalami kematian. Virus merupakan salah satu penyebab hilangnya industri budidaya kerapu. Virus yang sering menginfeksi ikan ini salah satunya adalah Viral Nervous Necrosis (VNN). Di Indonesia sendiri penyakit ini pertama kali ditemukan di daerah Banyuwangi pada budidaya ikan kerapu putih. Stadia larva dan juvenile merupakan stadia yang rentan terinfeksi VNN dapat menyebabkan kematian massal hingga 100%. Infeksi VNN dapat memicu inflamasi dalam jaringan ikan. Inflamasi merupakan respon penting yang diberikan oleh sistem kekebalan tubuh yang akan menjamin kelangsungan hidup selama infeksi dan cidera jaringan. Terkait inflamasi yang diakibatkan virus, penanggulangan yang berasal dari bahan-bahan alami belum banyak dikembangkan. Salah satunya yaitu penggunaan senyawa bioaktif mikroalga. Chlorella vulgaris merupakan salah satu jenis mikroalga yang memiliki banyak kandungan didalamnya. Pigmen protein yang terkandung didalamnya cukup kompleks yaitu seperti protein, vitamin, mineral, karbohidrat, lemak, klorofil serta beta karoten. Protein merupakan komposisinya yang paling banyak terkandung dalam C. vulgaris. Asam amino yang terkandung didalamnya antara lain arginin, fenilalanin, histidin, isoleusin, leusin, lisin, metionin, treonin, triptofan, dan valin. Sedangkan pigmen yang terkandung pada mikroalga ini antara lain α-karoten, β-karoten, noexantin, lutein, violaxantin, anteraxantin dan zeaxantin. Berkaitan dengan proses inflamasi akibat infeksi virus seperti VNN, saat ini mulai diteliti salah satu molekul anti-inflamasi yaitu heat shock protein (Hsp). Hsp adalah keluarga protein yang dinyatakan sebagai respons terhadap berbagai macam pemicu biotik dan abiotik. Mereka juga disebut sebagai protein stres. Protein ini telah dikelompokkan menjadi beberapa keluarga berdasarkan berat molekulnya seperti Hsp90 (85-90 kDa), Hsp70 (68-73 kDa), Hsp60, Hsp47, dan Hsps kecil (12-43 kDa). Reaksi inflamasi juga dapat ditandai dengan terekspresinya Hsp. Hsp secara alami terdapat dalam tubuh ikan yang secara fisiologis merupakan sarana adaptasi bagi ikan untuk menghadapi stress. Hsp memiliki peran dalam kekebalan tubuh terhadap infeksi yang berfungsi sebagai antigen penting dalam pertahanan melawan agen infeksius. Penelitian ini akan memanfaatkan ekstrak kasar C. vugaris untuk dijadikan sebagai inducer anti-inflamasi pada ikan kerapu cantang (Epinephelus sp) yang diinfeksi VNN. ix Harapannya adalah penginduksian ektrak kasar C. vulgaris mampu meningkatkan ekspresi Hsp sebagai bentuk respon anti-inflamasi akibat serangan VNN. Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengetahui manfaat ekstrak kasar C. vulgaris terhadap ekspresi dari Hsp sebagai inducer anti-inflamasi akibat infeksi VNN pada ikan kerapu cantang (Epinephelus sp). Metode yang digunakan adalah metode eksperimental. Metode analisis yang digunakan antara lain uji Fitokimia, Uv-Vis, FTIR, RT-PCR dan Imunohistokimia (IHK). Pengamatan dilakukan pada penelitian ini dalam pengamatan pada ikan kontrol positif, ikan kontrol negatif (pemberian VNN), ikan perlakuan ekstrak kasar C. vulgaris dengan dosis 17 μg/mL (C1), ikan dengan perlakuan ekstrak kasar C. vulgaris dengan dosis 33 μg/mL (C2), ikan dengan perlakuan ekstrak kasar C. vulgaris dengan dosis 50 μg/mL (C3), ikan dengan perlakuan ekstrak kasar C. vulgaris dengan dosis 17 μg/mL dan penginfeksian VNN (CV1), ikan dengan perlakuan ekstrak kasar C. vulgaris dengan dosis 33 μg/mL dan penginfeksian VNN (CV2), serta ikan dengan perlakuan ekstrak kasar C. vulgaris dengan dosis 50 μg/mL dan penginfeksian VNN (CV3). Aktifitas ekstrak kasar C. vulgaris diamati pada organ otak ikan uji berdasarkan ekspresi Hsp sebagai penanda respon anti-inflamasi. Hasil dari penelitian ini yaitu pada identifikasi senyawa yang terkandung dalam ekstrak C. vulgaris menggunakan skrining fitokimia adalah alkaloid, terpenoid dan tanin. Setelah dianalisa lanjutan dengan menggunakan UV-Vis dan FT-IR didapatkan bahwa senyawa yang dominan pada ekstrak C. vulgaris dimungkinkan adalah senyawa dari golongan terpenoid. Hasil uji in-vivo ekstrak C. vulgaris yang dilakukan pada ikan kerapu cantang didapatkan bahwa pada perlakuan yang diinfeksi VNN (perlakuan K-, CV1, CV2 dan CV3), setelah diuji menggunakan RT-PCR positif Hsp70 dengan munculnya band 562 bp. Setelah dianalisa lebih lanjut menggunakan IHK didapatkan hasil secara kuantitatif yaitu munculnya persentase DAB. Persentase DAB dari Hsp70 tertinggi yaitu pada pelakuan CV2 yaitu perlakuan penambahan ekstrak C. vulgaris sebanyak 33 μg/mL dan infeksi VNN.