Potensi Cacing Tanah (Lumbricus Rubellus) Hasil Budidaya Pada Limbah Organik Yang Berbeda Sebagai Alternatif Bahan Pakan Ikan Mas (Cyprinus Carpio L.)

Main Author: Mufti, Achmad
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190885/1/ACHMAD%20MUFTI.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190885/
Daftar Isi:
  • Selama ini, sumber protein produk pakan untuk ikan sangat bergantung pada tepung ikan yang semakin mahal seiring berjalanya waktu, sehingga dibutuhkan alternatif sumber protein lain sebagai sumber protein tepung ikan. Cacing tanah (Lumbricus rubellus) merupakan salah satu alternatif yang memenuhi persyaratan sebagai sumber protein karena kandungan nutrisinya relatif tinggi, selain itu cacing tanah juga cukup mudah untuk dibudidayakan sehingga pembudidaya dapat memproduksinya sendiri.. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menentukan hasil dari perbedaan jenis media budidaya cacing tanah terbaik terhadap kmposisi gizi cacing tanah cacing tanah serta menganalisis pengaruh dan menentukan jumlah terbaik sustitusi tepung cacing tanah terhadap tepung ikan sebagai sumber protein utama pada formulasi pakan ikan mas. Penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) 5 perlakuan dan 3 kali ulangan dibagi dua tahap yaitu penelitian tahap I dilakukan budidaya cacing tanah pada limbah organik yang berbeda yaitu kombinasi log jamur dan kotoran sapi dengan perlakuan dosis media budidaya cacing log jamur 100%, log jamur 75% dan kotoran sapi 25%, log jamur 50% dan kotoran sapi 50%, log jamur 25% dan kotoran sapi 75%, dan kotoran sai 100%. Hasil terbaik dari budidaya pada limbah organik yang berbeda akan digunakan sebagai bahan substitusi untuk pengganti tepung ikan sebagai sumber protein hewani pada ikan mas. Kemudian penelitian tahap II dilakukan penggunaan tepung cacing tanah sebagai substitusi untuk pengganti dari protein tepung ikan. Tahap II dilakukan perlakuan substitusi tepung cacing tanah terhadap tepung ikan dengan perlakuan A (0%), B (25%), C (50%), D (75%) dan E (100%). Paremeter utama yang diamati meliputi kelulushidupan (survival rate), laju pertumbuhan spesifik (specific growth rate), rasio konversi pakan (feed convertion ratio), rasio efisiensi protein (protein efficiency ratio), retensi protein, retensi energi, daya cerna protein, dan daya cerna energi. Hasil penelitian tahap I adalah budidaya cacing tanah dengan media terbaik yaitu kotoran sapi 100%, dengan rata-rata berat biomass 1.220,53 g dengan kandungan nutrisi sebesar protein 53,11%, lemak 10,22%, Abu 10,1% dan karbohidrat 12,25%. Hasil penelitian tahap II menunjukkan bahwa penggunaan substitusi tepung cacing tanah dalam pakan tidak memberikan pengaruh terhadap kelulushidupan ikan mas, tetapi berpengaruh sangat nyata terhadap laju pertumbuhan spesifik dengan nilai subtitusi tepung cacing tanah terbaik sebesar 56,67%; 2,49 BB/hari; 44% untuk rasio konversi pakan 1,94, 48,33% untuk rasio efisiensi protein 1,75; 54,14% untuk retensi protein 23,85%; 53,69% untuk retensi energi 13,65%; 44,07% untuk daya cerna protein 79,62% dan 43,21% untuk daya cerna energi 76,97%. Berdasarkan penelitian ini dapat disarankan bahwa penggunaan tepung cacing tanah dengan dosis 44-56,67% dapat digunakan sebagai alterantif pengganti sumber protein yang selama ini didominasi oleh tepung ikan.