Perancangan Tata Letak Gudang Bahan Baku dan Bahan Kemas Formulasi Menggunakan Metode Class Based Storage (Studi Kasus: PT. Kimia Farma) Plant Watudakon

Main Authors: Syahad, Zakiyya Bidhari, Wisnu Wijayanto Putro, ST., M.Eng.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190849/1/Zakiyya%20Bidhari.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190849/
Daftar Isi:
  • PT. Kimia Farma Plant Watudakon memiliki dua macam Proses Produksi yaitu Produksi Manufaktur dan Produksi Formulasi yang memiliki 8 jenis Gudang kecil dimana di setiap Gudang mempunyai sistem penyimpanan yang berbeda. Pada Gudang penyimpanan Bahan Baku dan Bahan Kemas Produk Formulasi belum menerapkan sistem penyimpanan yang tepat sesuai dengan tipe material dan alur kecepatan material yang ada. Perencanaan Produksi Produk Formulasi yang memiliki kompleksitas tinggi menyebabkan banyaknya variasi Bahan Baku dan Bahan Kemas. Material yang disimpan banyak dan bervariasi, beberapa memiliki bentuk yang mirip, sedangkan dalam pengambilannya hanya menggunakan ingatan karyawan sehingga waktu pencarian dan pengambilan produk menjadi lama. . Material yang bersifat fast moving tidak diletakkan dekat dengan I/O point. Permasalahan yang kedua yaitu lebar aisle yang terlalu kecil menyebabkan forklift tidak dapat bermanuver dengan baik. Saat ini, lebar aisle hanya berukuran 1,5 m. Oleh karena itu pihak perusahaan ingin membuat Gudang baru Bahan Baku dan Bahan Kemas dengan Perancangan Tata letak fasilitas yang optimal. Gudang baru akan dibagi menjadi dua ruangan yaitu Ruang HVAC dan Ruang non HVAC. Ruangan ini dibedakan sesuai dengan standar CPOB Farmasi. Perbedaan antara kedua ruangan terletak pada tinggi rendahnya suhu penyimpanan. Kebijakan penyimpanan yang digunakan dalam membuat layout gudang baru yaitu Class Based Storage yang terdiri dari pola aliran ā€œLā€, ā€œUā€, dan arus garis lurus sederhana. Layout alternatif akan dibandingkan dalam dua parameter, yaitu utilitas dan jarak material handling. Tiga layout alternatif HVAC dan tiga layout alternatif non HVAC akan dibandingkan dan akan dipilih utilitas terbesar dan perpindahan jarak material terkecil. Setelah terpilih satu layout alternatif Ruang HVAC dan satu layout alternatif Ruang non HVAC, material akan diklasifikasikan sesuai similarity (bahan kemas atau bahan baku) kemudian akan dikelompokan berdasarkan frekuensi perpindahannya. Material dibagi menjadi kelas A untuk fast moving material, kelas B untuk medium moving material, dan kelas C untuk slow moving material. Pemilihan kelas berdasarkan penghitungan throughput material. Kelas A akan diletakan dekat dengan titik I/O point, diikuti dengan Kelas B dan kemudian Kelas C yang penempatannya paling jauh dengan titik I/O point. . Dari perhitungan dan analisis yang telah dilakukan didapatkan bahwa layout alternatif untuk ruangan HVAC yang digunakan adalah Alternatif III (tipe arus garis lurus sederhana) dengan nilai utilitas sebesar 37.80 % dan jarak perpindahan sebesar 23.72 m. Pada Alternatif ruangan non HVAC yang digunakan adalah Alternatif III (tipe arus garis lurus sederhana) dengan nilai utilitas sebesar 33,5% dan jarak sebesar 79.90 m.