Kajian Alternatif Penanganan Muka Airtanah yang Tinggi untuk Mendukung Stabilitas Embung Handulung

Main Authors: Lusela, Yonathan Anung, Dr. Ir. Runi Asmaranto, ST., MT., IPM., Dr. Eng. Andre Primantyo, H., ST., MT.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190843/1/YONATHAN%20ANUNG%20LUSELA.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190843/
Daftar Isi:
  • Dalam kegiatan konstruksi, kondisi muka airtanah tinggi menyebabkan pekerjaan konstruksi harus dimulai dari zona jenuh air yang pada dasarnya terdapat tekanan air pori yang besar. Tekanan air pori dapat terjadi secara vertikal, yaitu dari arah kiri dan kanan struktur, dan horizontal, yaitu dari arah bawah menekan ke atas. Data penyelidikan geologi di sekitar Embung Handulung menunjukkan posisi muka airtanah yang tinggi, yaitu pada kedalaman 0,4 m dari permukaan tanah. Konsep desain Embung Handulung menggunakan bentuk kolam/ground reservoir karena areal lokasi studi yang relatif datar. Tahapan pertama penelitian adalah identifikasi karakteristik geologi dan karakteristik aliran airtanah. Karakteristik geologi dapat diketahui dari Peta Geologi Permukaan, hasil pengeboran, dan hasil pengujian laboratorium. Karakteristik aliran airtanah dapat diketahui dari hasil pengeboran dan tes pit, serta dibantu oleh perangkat lunak Visual Modflow Flex versi 6.1. Tahapan kedua adalah penentuan geometri lereng dan analisis stabilitas akibat beban sendiri. Penentuan geometri lereng menggunakan bantuan perangkat lunak GeoStudio 2018 R2, sedangkan analisis stabilitas ditinjau terhadap uplift dan daya dukung tanah sendiri. Tahapan ketiga adalah analisis terhadap alternatif penanganan, yaitu penambahan tiang pancang, dewatering metode deep well, dan kombinasi tiang pancang dan dewatering. Dalam alternatif penambahan tiang pancang, terdapat sub-alternatif, yaitu penambahan 1 tiang, penambahan 2 tiang, penambahan 3 tiang, dan penambahan 4 tiang. Dalam alternatif dewatering metode deep well, perlu dipertimbangkan kapasitas pompa dan muka air minimum sebelum pengoperasian dewatering. Masing-masing alternatif ditinjau terhadap stabilitas lereng dan stabilitas strukturnya, baik saat muka air tampungan kosong maupun normal. Hasil analisis stabilitas akibat beban sendiri menunjukkan stabilitas lereng tidak aman dan stabilitas struktur tidak aman, baik saat kondisi kosong maupun normal. Hasil analisis alternatif penambahan tiang pancang menunjukkan stabilitas lereng dengan penambahan 1 tiang dan penambahan 2 tiang tidak aman, tetapi penambahan 3 tiang dan penambahan 4 tiang aman dengan angka keamanan 1,504 dan 1,728. Stabilitas struktur tidak aman pada kondisi kosong, tetapi aman pada kondisi normal. Hasil analisis alternatif dewatering metode deep well menunjukkan stabilitas lereng tidak aman, tetapi stabilitas struktur aman, baik saat kondisi kosong maupun normal. Pengoperasian dewatering perlu dilakukan secara terus menerus. Hasil analisis kombinasi tiang pancang dan dewatering menunjukkan stabilitas lereng dengan penambahan 3 tiang dan penambahan 4 tiang aman dengan angka keamanan 1,740 dan 2,003. Stabilitas struktur aman, baik saat kondisi kosong maupun normal. Pengoperasian dewatering sub-alternatif penambahan 3 tiang dilakukan ketika muka air tampungan setinggi 4,0 m, sedangkan dewatering sub-alternatif penambahan 4 tiang dilakukan ketika muka air tampungan setinggi 3,0 m. Alternatif yang dipilih yaitu kombinasi penambahan 4 tiang pancang dan dewatering.