Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Kakao (Theobroma Cacao) Dalam Pembuatan Membran Selulosa Asetat Terhadap Biofouling Oleh Bakteri Escherichia Coli
Main Author: | Diniardi, Eka Mustika |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190822/1/EKA%20MUSTIKA%20DINIARDI%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190822/ |
Daftar Isi:
- Dalam aplikasi teknologi membran, sebagian besar penutupan pori disebabkan oleh komponen biologi (mikroba) atau biasa disebut dengan biofouling. Selulosa asetat sebagai polimer yang banyak digunakan dalam pembuatan membran, sangat rentan terhadap kerusakan oleh biofouling. Hal ini karena enzim yang dihasilkan oleh mikroba mampu menghidrolisis membran secara langsung. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memodifikasi membran, yaitu dengan menambahkan bahan aditif (antimikroba) yang dapat mereduksi terjadinya biofouling. Diantara bahan yang ada, kulit kakao mengandung senyawa fenolik yang dikenal sebagai bahan antimikroba. Senyawa fenolik dari kulit kakao memiliki potensi untuk digunakan karena ketersediaannya yang melimpah berasal dari limbah. Pada penelitian ini senyawa fenolik berbentuk serbuk hasil ekstraksi kulit kakao ditambahkan pada proses pembuatan membran selulosa asetat menggunakan pelarut DMF (dimetil formamida) dan DMAc (dimetil acetamida). Nilai kandungan total fenol dari ekstrak yang digunakan diketahui sebesar 453 mg GAE/ g berat kering ekstrak. Dengan variasi penambahan ekstrak sebesar 0,5%; 0,75%; dan 1% dari berat total (selulosa asetat dan ekstrak) 4 gr. Parameter yang dilihat pada penelitian ini meliputi ketebalan, ultimate tensile strength, elongation at break, permeabilitas dan aktivitas antibakteri dari membran dengan penambahan ekstrak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak kulit buah kakao berpengaruh nyata pada nilai ketebalan, ultimate tensile strength, dan permeabilitas membran, namun tidak pada elongation at break. Diketahui dengan penambahan 1% ekstrak, nilai ketebalan menurun dari 0,11 mm menjadi 0,09 mm pada membran dengan pelarut DMF danmenjadi 0,10 mm pada membran dengan pelarut DMAc. Sedangkan Ultimate tensile strength meningkat dari 3,91 Mpa menjadi 6,01 MPa pada membran dengan pelarut DMAc dan dari 3,82 MPa menjadi 5,14 MPa pada membran dengan pelarut DMF. Permeabilitas juga diketahui meningkat dari 0,97 menjadi 2,34 L.m2.jam-1.bar-1 pada membran dengan pelarut DMAc dan dari 1,10 menjadi 2,10 L.m2.jam-1.bar-1 pada membran dengan pelarut DMF. Sedangkan jenis pelarut yang digunakan dalam hal ini DMF dan DMAc, berpengaruh nyata pada permeabilitas membran dan tidak pada parameter lainnya. Secara umum dilihat dari karakteristik yang dihasilkan, membran selulosa acetat nampak lebih baik dengan penambahan ekstrak kulit kakao. Hingga 8 jam perendaman dalam suspensi Eschericia coli, penambahan ekstrak kulit kakao mampu memberikan aktivitas antibakteri pada membran selulosa asetat. Diketahui dengan penambahan 1% ekstrak kulit buah kakao, jumlah bakteri yang menempel dapat ditekan hingga 70,8% pada membran dengan pelarut DMAc dan 90,5% pada membran dengan pelarut DMF.