Analisis Risiko Musculoskeletal Disorders pada Proses Pembuatan Rangka dan Proses Anyam dengan Metode QEC dan OWAS

Main Authors: Anjanu, Sidda, Wisnu Wijayanto Putro, ST., M.Eng.
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2022
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190798/1/SIDDA%20ANJANU.pdf
http://repository.ub.ac.id/id/eprint/190798/
Daftar Isi:
  • UKM TEQ Production Rotan bergerak di bidang kerajinan rotan seperti meja, kursi, dan lain-lain. Pada observasi awal, ditemukan adanya postur kerja yang tidak baik yang berpotensi adanya risiko MSDs. Hasil dari wawancara dan pengisian kuesioner NBM pekerja rangka maupun pekerja anyam memiliki nilai yang cukup tinggi. Pada pekerja rangka tidak terdapat kursi dan meja yang dapat membuat pekerja mudah lelah, sedangkan pada pekerja anyam juga membutuhkan stasiun kerja yang lebih ergonomis. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis postur kerja yang berisiko cedera pada aktivitas produksi kerajinan rotan. Permasalahan yang terjadi seperti adanya keluhan rasa sakit pada pekerja berada pada tubuh bagian atas seperti bahu, punggung, pinggang, bokong, pantat, dan lengan bawah. Yang mana hal ini berdampak pada tingginya tingkat risiko kerja Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan metode Quick Exposure Checklist (QEC) dan Ovako Work Posture Analysis (OWAS). Metode QEC dan OWAS merupakan metode yang saling melengkapi satu sama lain dalam permasalahan TEQ Production Rotan. QEC merupakan suatu metode untuk penilaian terhadap risiko kerja yang berhubungan dengan gangguan otot di tempat kerja. Metode QEC menilai gangguan risiko yang terjadi pada bagian belakang punggung, bahu/lengan, pergelangan tangan, dan leher serta kombinasinya dengan faktor risiko durasi, repetisi, pekerjaan statis dan dinamis, dan tenaga yang dibutuhkan. Sedangkan OWAS merupakan metode analisis sikap kerja yang mendefinisikan pergerakan bagian tubuh punggung, lengan, kaki dan berat beban yang diangkat. Berdasarkan hasil kedua metode menunjukkan bahwa perlu adanya perbaikan, dimana hasil exposure level metode QEC untuk pekerja rangka posisi duduk sebesar 55,12%, pekerja rangka posisi berdiri sebesar 54,83%, dan pekerja anyam sebesar 58,05%. Hasil metode OWAS untuk pekerja rangka posisi duduk dengan skor 2, pekerja rangka posisi berdiri dengan skor 4, dan pekerja anyam sebesar 4. Perbaikan yang dilakukan adalah usulan rancangan kursi, meja, meja putar, dan rak kerja untuk mengurangi risiko postur kerja yang berbahaya, heating torch untuk mengurangi penggunaan bahan bakar dan memudahkan dalam penggunaannya, serta usulan peregangan otot untuk mengurangi risiko cedera. Estimasi exposure level metode QEC mengalami penuruan menunjukkan exposure level pekerja rangka posisi duduk sebesar 30,73% dan pekerja anyam sebesar 33,65%, sedangkan erstimasi dari hasil OWAS pada pekerja rangka maupun pekerja anyam menunjukkan penurunan skor menjadi 1. Terdapat penurunan exposure level QEC dan skor OWAS setelah dilakukan perbaikan